Jakarta - PT Hero Supermarket Tbk. mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,21 triliun sepanjang 2020, jauh lebih besar ketimbang kerugian tahun sebelumnya yang mencapai Rp 28,21 miliar.
Sementara pendapatan emiten retail berkode saham HERO di Bursa Efek Indonesia ini mencapai Rp 8,89 triliun pada 2020, menukik 26,98 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Padahal 2009, pendapatan pemilik Hero Supermarket dan Giant ini mencapai Rp 12,18 triliun.
Penurunan paling tajam terjadi di penjualan makanan mencapai 32,67 persen yoy menjadi Rp 6,05 triliun. Sedangkan penjualan nonmakanan turun 10,98 persen yoy menjadi Rp 2,84 triliun.
Akhir tahun 2020, HERO memiliki total aset senilai Rp 4,83 triliun, menyusut 20,08 persen ketimbang akhir tahun sebelumnya Rp 6,05 triliun. Ekuitas perseroan turun 49,41 persen menjadi Rp 1,85 triliun dan liabilitas menanjak 24,95 persen menjadi Rp 2,98 triliun.
Manajemen HERO menjelaskan, persediaan produk perseroan turun 29 persen menjadi Rp 456,6 miliar pada 2020. Hal ini karena adanya penurunan pembelian persediaan dan kenaikan provisi inventory pada akhir tahun.
- Baca juga : Tips Bikin Foto Epik ala Fotografer dan Konten Kreator dengan Samsung Galaxy S21 Ultra 5G
- Baca juga : Wuling Luncurkan New Confero S yang Lebih Segar dan Berani
HERO Sepanjang tahun 2020, telah menjalankan sejumlah langkah efisiensi lini bisnis retail makanan agar tak terlalu tertekan dampak luar biasa pandemi Covid-19. Bahkan, Hero Supermarket terpaksa menutup beberapa toko Giant di beberapa tempat.
Tetapi, HERO terus memperkuat lini bisnis retail di sektor kesehatan dan kecantikan. ini, merupakan proses transformasi bisnis yang sedang dilakukan oleh perseroan. Langkah efisiensi HERO, juga meliputi penataan ulang toko untuk memastikan Giant memenuhi preferensi konsumen. []