TAGAR.id - Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), akan memperbarui kebijakannya mengenai biaya pinjaman pada hari Rabu (13/12-2023), diikuti oleh keputusan mengenai suku bunga dari Bank Sentral Eropa dan Bank of England pada hari Kamis (14/12-2023).
Ketiga bank sentral utama dunia itu diperkirakan akan menahan biaya pinjaman setelah menaikkan suku bunga beberapa kali untuk melawan inflasi yang tinggi, dan para pialang saham akan mencari petunjuk dalam pernyataan bank mengenai kapan penurunan suku bunga akan dimulai sementara laju kenaikan harga melambat.
Dalam perdagangan ekuitas pada hari Senin (11/12-2023), pasar Tokyo ditutup menguat seiring jatuhnya yen terhadap dolar, sehingga menggenjot ekspor.
Saham Paris naik tipis, tidak jauh dari rekor tertingginya pada bulan April, sementara DAX naik hampir mencapai rekor tertinggi dalam sehari pada hari Jumat sebelum terpuruk kembali. Sementara itu, pasar saham London melemah.
Wall Street dibuka beragam, dengan Dow naik tipis tetapi S&P 500 dan Nasdaq tergelincir.
Yen merosot satu persen terhadap dolar karena memudarnya ekspektasi bahwa Bank of Japan akan memperketat kebijakan moneter ultra-longgarnya pada minggu depan, sebelum mengurangi kerugian.
Meskipun banyak bank sentral telah menaikkan suku bunga secara signifikan selama beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk mengendalikan kenaikan harga, BoJ menolak untuk beralih dari program jangka panjang suku bunga di bawah nol untuk mendorong perekonomian negara nomor tiga di dunia tersebut.
Semua perhatian minggu ini akan tertuju pada petunjuk mengenai prospek biaya pinjaman di Amerika Serikat dan Eropa.
Laporan ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan pada hari Jumat (8/12-2023) dan peningkatan sentimen konsumen, melemahkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada tahun baru namun tidak cukup untuk mengguncangkan keyakinan bahwa para pengambil keputusan telah menyelesaikan siklus pengetatan atau asumsi bahwa mereka tidak lagi akan menaikkan suku bunya acuan. (lt/em)]/AFP/voaindonesia.com. []