Bank Sentral AS Siap Pertahankan Suku Bunga

"Kami memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga dana federal pada 5,25 persen hingga 5,50 persen," kata kepala ekonom EY
FILE - Gedung Bank Sentral AS, The Fed, di Washington DC, AS (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Washington DC, AS - Bank Sentral AS atau The Fed membuka pertemuan kebijakan pentingnya, Selasa (31/10-2023), di mana para pejabat diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 22 tahun untuk menyeimbangkan upaya menurunkan inflasi sambil mencegah resesi.

Kenaikan suku bunga memperlambat kenaikan harga dengan meningkatkan biaya pinjaman dari bank, sehingga menghambat aktivitas perekonomian dan melemahkan pasar tenaga kerja.

"Kami memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga dana federal pada 5,25 persen hingga 5,50 persen," kata kepala ekonom EY, Gregory Daco, mengenai perkiraan hasil pertemuan selama dua hari tersebut.

Direktur Fed Jerome PowellDirektur Bank Sentral AS, Fed, Jerome Powell, berbicara dalma konferensi pers di Washington, pada 26 Juli 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP/Nathan Howard)

Ia menambahkan bahwa Direktur Fed, Jerome Powell, kemungkinan akan menekankan bahwa bank sentral bisa mengambil langkah hati-hati dalam menyeimbangkan risiko, mengingat banyaknya ketidakpastian yang baru dan lama.

Untuk saat ini, Fed telah menaikkan suku bunga acuan pinjaman sebanyak 11 kali sejak Maret 2022. Namun belanja konsumen yang tangguh telah membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi tetap tinggi.

Inflasi konsumen, yang berada di atas tiga persen, masih tetap di atas target jangka panjang para pengambil kebijakan sebesar dua persen.

“Semakin kuatnya data yang masuk berarti para pejabat tidak akan mengesampingkan kenaikan suku bunga tambahan,” kata Michael Pearce dari Oxford Economics dalam catatannya baru-baru ini.

Namun ini akan bergantung pada berlanjutnya peningkatan dalam pertumbuhan lapangan kerja dan inflasi, yang kemungkinannya kecil akan terjadi, lanjut Pearce.

“Meluasnya tren inflasi masih menurun, dan para pejabat telah menegaskan bahwa mereka tidak akan mengubah arah kebijakan berdasarkan data satu bulan,” kata Pearce.

Para pengambil kebijakan juga akan mewaspadai konflik di Timur Tengah, yang bisa membebani pasar.

Selain itu Fed akan mempertimbangkan tekanan lain seperti lonjakan bunga obligasi jangka panjang pemerintah baru-baru ini.

ilustrasi inflasi di asIlustrasi - Tingkat inflasi AS turun tajam jadi 3% tahun-ke-tahun, menandakan bahwa upaya Bank Sentral Amerika untuk mengendalikan kenaikan harga tampaknya telah efektif. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Suku bunga utama jangka pendek Fed terutama mempengaruhi suku bunga pinjaman yang ditawarkan oleh bank, namun bunga Departemen Keuangan membantu menentukan berbagai hal lain mulai dari suku bunga KPR hingga bunga obligasi korporasi dan daerah.

Dengan kondisi keuangan yang semakin ketat, para analis memperkirakan Fed bisa terus mempertahankan suku bunganya.

Ke depannya, Daco mengatakan akan menarik untuk mendengar pandangan Powell mengenai saran agar fokus keputusan suku bunga harus diubah – dari seberapa tinggi suku bunga harus dinaikkan menjadi berapa lama suku bunga harus dipertahankan pada tingkat yang restriktif. (my/lt)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan di Luar Prediksi
BI menaikkan suku bunga acuan 7-day reverse repurchase rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,00 persen