TAGAR.id, Jakarta - Rencana kenaikan BBM bersubsidi jenis solar dan pertalite dipandang belum perlu dinaikkan, mengingat kondisi ekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih. Dampak sosial ekonomi akan serius dialami masyarakat luas bila BBM dinaikkan.
Pernyataan ini disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir dalam keterangan persnya, Jumat, 26 Agustus 2022.
"Tidak baik kondisi saat ini menaikkan harga BBM. Rakyat belum pulih secara ekonomi. Lalu kalau pemerintah menaikan BBM pasti ekonomi rakyat yang baru membaik tersebut akan jatuh lagi. Pada akhirnya ekonomi semakin berat," kata Hafisz.
Rakyat belum pulih secara ekonomi. Lalu kalau pemerintah menaikan BBM pasti ekonomi rakyat yang baru membaik tersebut akan jatuh lagi.
Menurutnya, kenaikan BBM akan mendistorsi proyeksi ekonomi yang cukup dalam. Kalau ekonomi berat, otomatis transaksi perdagangan akan terkontraksi dan pada gilirannya target ekonomi tidak tercapai. Ini pasti akan berimbas pada penerimaan negara yang tidak maksimal.
- Baca Juga: Setjen DPR Raih Penghargaan BKN Award 2022
- Baca Juga: Sekjen DPR Sebut Persiapan Sidang Tahunan 2022 Sudah 95 Persen
Ia juga mengatakanopsi menaikkan BBM bukanlah pilihan yang rasional. Sebaliknya, jadi pilihan yang cukup terjal dan mengandung high risk.
- Baca Juga: Rayakan Harkitnas 2022, Ketua DPR Kobarkan Semangat Gotong Royong Bangkit dari Covid-19
- Baca Juga: Jelang Sidang Tahunan 2022, Ketua DPR RI Tinjau Persiapan Sidang
"Short cut ini bukan terobosan yang baik. Kalau salah ambil langkah (naikkan BBM) bisa goncang perekonomian kita," tutup Wakil Ketua BKSAP DPR tersebut. []