Habibie Berikan Pesan Kebangsaan Pasca Pemilu 2019

Presiden ke-3 RI BJ Habibie memberikan pesan kebangsaan usai pemilihan legislatif dan presiden 2019.
Sejumlah tokoh 'Gerakan Suluh Kebangsaan' bertemu dengan presiden ke-3 BJ Habibie di kediamannya, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 01 April 2019. (Foto: Tagar/Eno Suratno Wongsodimedjo)

Jakarta - Presiden ke-3 RI BJ Habibie memberikan pesan kebangsaan usai pemilihan legislatif dan presiden 2019. Dia berpesan agar pemenang dapat bersikap bijak, dan yang kalah harus legowo menerima.

Hal itu diungkapkan oleh istri Presiden ke-5 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid, usai pertemuan Habibie dengan sejumlah tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan, di kediaman pribadinya.

"Yang menang harus bersikap bijak, yang kalah juga harus bersikap menerima. Sebetulnya itu, kalau nggak, akan susah untuk melakukan atau membuat segalanya berjalan dengan baik," kata Sinta, mengulang pernyataan Habibie dalam pertemuan tersebut, Rabu 1 Mei 2019 siang.

Selain itu kata Sinta, Habibie juga berpesan kepada siapapun yang kelak menjadi presiden terpilih, agar memberikan kedudukan di pemerintahan kepada orang-orang yang tepat, dan bukan berdasar pada kepentingan politik timbal balik.

"Yang saya tangkap dari pak Habibie adalah setelah itu, The right man on the right place," ujar Sinta.

"Kalau semuanya sudah disusun, ditata dengan baik, tapi tidak Right man on the right place, gimana bisa berjalan, ya kocar-kacir semua," pungkas dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah tokoh yang tergabung dalam Gerakan Suluh Kebangsaan, menemui Habibie di kediaman pribadinya. Pertemuan dilakukan guna membahas situasi Indonesia paska Pemilu 2019.

Tokoh-tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Istri almarhum Gus Dur Sinta Nuriyah Wahid yang didampingi oleh putrinya Alissa Wahid, tokoh pers Dahlan Iskan, tokoh-tokoh pemuka agama seperti Salahuddin Wahid, Quraish Shihab dan Romo Magnis Suseno, serta sejumlah nama lain.

Mahfud mengatakan, pertemuan merupakan upaya menjaga silaturahmi para tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan yang ia inisiasi, dengan Habibie sebagai presiden pencetus pertama era kebebasan pasca Reformasi.

"Beliau ini kan yang membuka lebar kebebasan berdemokrasi. Pada awalnya demokrasi belum bisa dibuka karena kalau kebebasan dibuka ketika negara baru merdeka bisa pecah," kata Mahfud MD.

"Pesan pokok pertemuan ini tadi bahwa bangsa ini bangsa yang besar dulu kita merdeka untuk bersatu agar bisa maju sesudah merdeka," kata dia lagi. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.