Gula Musuh Dalam Selimut Bagi Gigi

Gula musuh dalam selimut bagi gigi, hal yang masih sering terabaikan karena daya rusaknya tidak seketika, tapi butuh waktu enam bulan.
Ilustrasi gigi cantik terawat. (Foto: Best Health Magazine Canada)

Jakarta, (Tagar 6/9/2018) - Gula menawarkan rasa manis yang kadang membuat lupa waktu kapan berkata cukup dan berhenti mengonsumsinya. Ia bisa menjadi musuh dalam selimut ketika dikonsumsi secara berlebihan, menggerogoti gigi hingga berlubang.  

Kelebihan gula dalam tubuh terenyata tidak hanya menimbulkan masalah obesitas dan diabetes saja, tetapi juga kesehatan gigi dapat terganggu. Tapi rupanya hal ini masih sering terabaikan karena gula merusak gigi butuh waktu cukup lama, sakitnya tidak seketika dirasakan di awal. Tapi ketika gigi sudah berlubang dan menimbulkan rasa sakit tak tertahankan, saat itulah orang menyadari ia sedang berada dalam masalah besar.

Gula ternyata memiliki peran yang penting dalam membuat gigi berlubang, kata Drg Ratu Mirah Afifah dari Yayasan Unilever Indonesia.

Ia menjelaskan hubungan antara gula dan proses terjadinya gigi berlubang.

"Gula yang kita konsumsi diubah oleh 20 miliar mikroorganisme dalam mulut sebagai asam yang mengubah kondisi PH mulut. Inilah di mana proses pembentukan karies pun terjadi," papar Drg Mirah dalam talkshow 'Lindungi Kesehatan Gigi dari Risiko Gula Tersembunyi' di Jakarta, Rabu (5/9) dilansir Antara.

Proses karies ini memang tidak terjadi dalam waktu singkat. Butuh waktu sekira enam bulan untuk pembentukannya.

"Itulah kenapa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan gigi setiap enam bulan sekali," ujar dr Mirah.

Meski demikian, karies dan gigi berlubang dapat dicegah. Caranya adalah dengan membatasi asupan gula sesuai kebutuhan tubuh, sikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.