Jakarta - Google Indonesia memprediksi bahwa perekonomian digital di Indonesia mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah hingga Rp 1,7 kuadriliun pada 2025. Nilai tersebut, lebih dari tiga kali lipat dibanding hasil yang tercatat pada 2020 yakni Rp 548,2 triliun.
"Saat ini juga ekonomi digital Indonesia sudah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara," kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf pada acara Peluncuran Grow with Google di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Hasil tersebut, kata dia didapat dari perusahaan rintisan (startup) Tanah Air dan ribuan bisnis tradisional di Indonesia juga telah masuk ke dunia online. Sebab, kini ekonomi digital, menurut dia bukan hanya untuk para ahli teknologi saja, melainkan sudah merambah untuk bidang-bidang lain seperti pertanian, manufaktur, retail dan lain-lain.
"Tentu saja semua ini memerlukan keterampilan digital yang sangat memadai," katanya.
Menurut laporan baru perusahaan konsultan strategi AlphaBeta, tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital berpotensi menyumbang lebih dari Rp 4 triliun untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2030.
Indonesia, menurutnya tentu bisa mewujudkan potensi tersebut melalui peningkatan kualitas tenaga kerjanya. Salah satunya dengan Grow with Google, yang telah dimulai pada November lalu di acara Google for Indonesia.
Randy mengatakan Grow with Google merupakan inisiatif global yang ditujukan untuk membuat lebih banyak peluang kepada setiap orang seiring dengan perkembangan ekonomi digital di Indonesia.
Dalam inisiatif program tersebut, Google menetapkan lima pilar yang menjadi target dari upaya meningkatkan kemampuan menghadapi perkembangan ekonomi digital yang semakin maju. Kelima pilar sasaran tersebut adalah pemilik bisnis, pencari kerja, developer dan start-up, guru dan siswa serta kreator dan jurnalis.
Google mengajak kelima pilar itu untuk mengikuti program-program pelatihan sehingga mampu memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana meningkatkan perekonomian. []