Labuan Bajo - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menilai pemerintah keliru terkait rencana pembangunan Jurassic Park di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat NTT.
Pasalanya Pemerintah berencana membangun Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Labuan Bajo, salah satunya Pulau Rinca. Rencananya, pulau ini akan menjadi destinasi wisata dengan konsep geopark terpadu.
Jangan biarkan dalil investasi mengesampingkan nilai-nilai lainnya.
Ketua DPP GMNI Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Imanuel Mau Dollu mengkritik langkah pemerintah tersebut. Ia menilai langkah tersebut merupakan konsep yang keliru.
Menurutnya, Pemerintah seharusnya mempertahankan habitat asli hewan endemik Komodo di kawasan tersebut jika tetap ingin hewan kadal raksasa ini menjadi kebanggaan Indonesia.
Ia menilai, rencana pembangunan ini justru akan menimbulkan kerugian non-materil yang dampaknya lebih besar daripada jumlah devisa yang akan diterima nantinya.
"Konsep pengembangan ini menurut saya sangat keliru. Komodo adalah hewan endemik asli wilayah tersebut dan merupakan satu-satunya di dunia, apakah mau dikorbankan?," ujarnya kepada Tagar, Selasa 27 Oktober 2020.
Pria asal NTT ini menjelaskan ada tiga dampak yang akan ditimbulkan oleh rencana pembangunan Jurassic Park di Taman Nasional Komodo tersebut.
Pertama, dampak ekonomi. Dengan adanya pembangunan ini, maka akan memicu pembangunan lain yang menopang kawasan strategis tersebut seperti hotel, dan pusat hiburan lain. Otomatis, yang akan mendapat keuntungan ekonomis dari hal ini adalah investor.
Kedua, dampak lingkungan. Dengan adanya pembangunan kawasan strategis tersebut tentu akan mengorbankan kelestarian alam dan lingkungan di wilayah tersebut.
Ketiga, dampak sosial-budaya. Pembangunan kawasan tersebut menurutnya akan membuat masyarakat adat yang berada di sekitar wilayah tersebut semakin terpinggirkan.
Untuk itu, ia mengusulkan apabila pemerintah tetap ingin membangun kawasan wisata terpadu tersebut, sebaiknya dilakukan di tempat lain yang berdekatan dengan Pulau Komodo.
"Tujuannya agar tetap menjaga keaslian Pulau Rinca. Saya berpendapat, masyarakat justru lebih meminati wisata alam asli dibanding wisata buatan. Dengan begitu rencana pembangunan pemerintah dapat berjalan tanpa merusak tatanan lingkungan yang sudah menjadi habitat alami dari hewan endemik Komodo dan juga masyarakat adat yang hidup di sekitar wilayah tersebut," pungkasnya.
Sementara Ketua Umum DPP GMNI Imanuel Cahyadi mengatakan bahwa pemerintah melalui pembangunan Jurassic Park yang ditujukan untuk wisatawan kaya dengan harga mahal justru malah membuat masyarakat kecil Indonesia yang ingin melihat Komodo menjadi tidak terjangkau.
Pemerintah sepatutnya belajar dari negara-negara di Afrika dengan wisata alam liarnya yang tetap mempertahankan ekosistem asli.
"Jangan biarkan dalil investasi mengesampingkan nilai-nilai lainnya, selain berpotensi membuat Komodo terasing dari habitatnya, ini juga bisa membuat masyarakat terasing dalam dunia investasi yang misorientasi dari nilai-nilai luhur," katanya.
Imanuel Cahyadi Menambahkan Membangun Jurassic Park berbasis makhluk hidup yang punya ekosistem sendiri jangan disamakan dengan membuat Disney Land atau wisata serupa.
"Pemerintah sepatutnya belajar dari negara-negara di Afrika dengan wisata alam liarnya yang tetap mempertahankan ekosistem asli dan tidak mengurangi ketertarikan wisatawan untuk berkunjung,"tuturnya. []