GMKI Terjun ke Desa, Ingatkan Mahasiswa Harus Bangun Kampung Halaman

GMKI terjun ke desa, ingatkan mahasiswa harus bangun kampung halaman. Banyaknya rakyat miskin mengindikasikan banyaknya tugas rumah yang harus dituntaskan.
GMKI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA: Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa diikuti puluhan peserta dari beberapa cabang GMKI yang ada di wilayah Sumatera Utara. Di antaranya GMKI Cabang Sibolga, Medan, Tarutung, Sidikalang, Telukdalam, Rantauprapat, Padang Sidempuan. Beberapa rangkaian kegiatan antara lain dialog kebangsaan yang dilaksanakan pada Kamis, 14 Desember dengan pembicara Yudi Latif, Kepala UKP-PIP, serta dialog pariwisata pada hari Jumat, 15 Desember dengan pembicara Arie Prasetyo, Direktur Utama BPODT. (Foto: Dok/GMKI)

Humbang Hasundutan, Sumut (Tagar 13/12) – Menyadari kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia yang masih tinggi, terkhusus antara masyarakat kota dan desa, mengharuskan GMKI mengambil posisi keberpihakan, yakni kepada masyarakat yang termarjinalkan, terkhusus masyarakat desa.

“Masih banyaknya rakyat miskin di Indonesia, terkhusus di desa mengindikasikan banyaknya tugas rumah yang harus segera dituntaskan," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sahat Martin Philip Sinurat dalam sambutannya pada pembukaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Natal Bersama GMKI se-Sumatera Utara dan Aceh di Gereja GKPI Doloksanggul, Humbang Hasundutan, Senin (11/12).

Dalam kesempatan tersebut, Sahat menyampaikan seruan Natal GMKI 2017. GMKI menyoroti pembangunan di desa-desa tertinggal yang saat ini jumlahnya mencapai angka 63,82% dari 74.910 desa yang telah terverifikasi.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 82% masyarakat desa masih hidup dari sektor pertanian, yang di dalamnya ada peternakan dan perikanan.

Disebutkan, masyarakat desa hidup dengan hubungan yang kuat dengan alam, akan tetapi masih banyak terjadi penyerobotan hak yang dilakukan oleh berbagai pihak terhadap masyarakat desa yang lemah.

"Beberapa kejadian seperti penyerobotan dilakukan dengan kekerasan dan dibiarkan, bahkan di beberapa daerah malah didukung oleh negara melalui aparaturnya seperti pemerintah daerah, kepolisian, dan tentara,” kata Sahat.

Padahal di sisi lain, lanjut Sahat, kita ingin membangun desa.

“Di desa kita menunjukkan daya saing. Di desa kita akan merasakan keadilan dan kesejahteraan. Dan di desa kita akan mengalami perdamaian dan kemerdekaan yang hakiki. Maka kami ingin melalui kegiatan ini, mahasiswa terkhusus anggota GMKI akan selalu ingat untuk kembali membangun desa," paparnya.

Menolak Diskriminasi

Sementara itu, Swangro Lumbanbatu selaku Koordinator Wilayah Sumut dan Aceh Pengurus Pusat GMKI mengatakan, kekerasan, ketidakadilan, dan diskiriminasi masih dihadapi oleh masyarakat desa, yang sebagian besar masih konsisten menjaga keutuhan budaya dan alam.

“Oleh karena itu GMKI harus juga menunjukkan sikapnya. GMKI menolak segala tindakan negara ataupun berbagai pihak lainnya yang melakukan ketidakadilan, diskriminasi, dan kekerasan terhadap masyarakat desa,” tegasnya.

Swangro Lumbanbatu menyampaikan bahwa momentum Natal mengingatkan GMKI untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat desa serta melakukan advokasi apabila terdapat persoalan yang dihadapi oleh masyarakat desa.

GMKI, kata dia, harus berdiri bersama dengan masyarakat desa, sehingga desa dapat mengalami pembebasan, berdaulat, mengalami perdamaian dan kesejahteraan. “Hasil dari kegiatan ini kemudian akan disuarakan ke berbagai pihak termasuk pemerintah,” jelas Swangro Lumbanbatu.

Pengabdian Masyarakat Desa

Rahmat P Marbun selaku Ketua Panitia kegiatan mengemukakan, Pengabdian Masyarakat Desa yang dilakukan GMKI berjalan selama seminggu (11-16 Desember 2017).

Dalam kegiatan dilakukan beberapa metode kegiatan, seperti advokasi masyarakat serta penyuluhan. Rangkaian kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan, penyuluhan pendidikan, penyuluhan pertanian, dialog kebangsaan, kewirausahaan, pariwisata serta penaburan benih ikan dan penanaman pohon di Kawasan Danau Toba.

"Kegiatan pengabdian dilaksanakan di dua lokasi, pertama di Desa Tarabintang, Dusun Lae Hubulan, yang berjarak 4 jam dari Doloksanggul, dan harus berjalan kaki satu jam ke lokasi dusun yang masih belum ada fasilitas jalan dan listrik. Dan lokasi kedua adalah di Bakkara yang juga menjadi tempat kegiatan Natal Bersama yang akan diikuti ratusan orang," ujar Rahmat.

Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan GMKI. Menurutnya, pemuda memang harus berperan dan kreatif dalam mengembangkan potensi daerah, apalagi Bandara Silangit sudah menjadi bandara internasional sehingga akan lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba.

"Para wisatawan akan menjadi pasar bagi produk-produk dari hasil pertanian Humbahas. Oleh karena itu, kami mendukung dan mengapresiasi program yang dilakukan oleh GMKI yang sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pertanian dan pariwisata. Harapannya GMKI tetap terdepan dalam memberi masukan pembangunan bagi masyarakat dan pemerintah," ujar Dosmar. (yps)

Berita terkait
0
Hyundai Motor Luncurkan Sedan Listrik Perdana
Mereka yakin, sedan ini dapat membantu perusahaan meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik yang dikuasi perusahaan milik Elon Musk