Gibran, Kaesang, Bobby, Jan Ethes, Siapa Punya Feeling Politik?

Adakah kelak meneruskan jejak Jokowi di dunia politik? Gibran, Kaesang, Bobby, atau Jan Ethes?
Presiden Joko Widodo. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Bogor, (Tagar 9/12/2018) - Presiden Joko Widodo menyebut menantunya, Bobby Nasution, memiliki potensi untuk terjun ke dunia politik karena feelingnya sudah mulai terasah.

"Yang saya lihat feeling politik sudah mulai masuk itu Bobby. Dikit-dikit sudah," kata Presiden Jokowi dalam acara bincang santai keluarga Presiden Jokowi dengan media, di Restoran Grand Garden Kompleks Kebun Raya Bogor, Sabtu (8/12) seperti dilansir kantor berita Antara.

Jokowi mengamati anak-anaknya yang lain, jika dibandingkan dengan Bobby Nasution, anak-anaknya sama sekali belum memiliki potensi itu.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, Bobby memiliki keinginan yang lebih untuk berbicara masalah politik.

Baca juga: Jan Ethes Dalam Gandengan Tangan Mbah Jokowi

"Lebih ada keinginan. Bicara politik juga sudah ada. Yang lain belum," kata Jokowi lagi.

Ia melihat putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka misalnya yang juga sama sekali tak tampak memiliki keinginan untuk berpolitik.

Apalagi putra bungsunya Kaesang Pangarep yang lebih tertarik mengikuti jejak sang kakak merintis usaha.

"Kalau saya lihat ya, saya sebagai bapaknya anak-anak. Kan sering ngomong-ngomong, ngobrol, ngomong-ngomong, ngobrol. Gibran ini belum. Feeling politiknya kok belum. Masih senang 100 persen di dunia usaha. Kaesang apalagi. Senang-senangnya buka sini, buka sini," Jokowi tergelak.

Sayangnya, menurut Jokowi, Bobby tampak belum ingin terjun untuk menjadi penerus mertuanya sebagai politikus namun lebih memilih sebagai pengusaha.

"Masih di dunia usaha dulu. Lebih fokus di dunia usaha dulu," kata Jokowi.

Presiden JokowiPresiden Joko Widodo dan keluarga dalam perbincangan santai dengan wartawan di Grand Garden Cafe Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/12/2018). (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Gibran Bicara Politik

Dalam kesempatan yang sama, Gibran Rakabuming mengatakan bahwa berpolitik idealnya dilakukan bila seseorang telah mapan secara mental dan ekonomi.

"Berpolitiklah ketika Anda sudah mapan secara mental dan ekonomi," kata Gibran.

Ia menegaskan, anak-anak muda tidak boleh apatis terhadap apa pun termasuk politik. 

Menurut pengusaha katering itu saat ditanya tentang ketertarikannya pada dunia politik, anak muda memang harus punya pandangan politik.

"Jadi untuk anak-anak muda, tidak boleh ada yang apatis. Harus punya pandangan politik, tapi tidak boleh berpolitik," katanya.

Ia sendiri untuk saat ini mengaku lebih tertarik untuk mengikuti jejak ayahnya sebagai pengusaha bukan politikus.

"Untuk saat ini kan memang saya mengikuti terus jejaknya Bapak sebagai pengusaha. Sekarang kan Bapak sudah jadi politikus, saya lihat itu sebagai hal yang sangat dinamis ya," katanya lagi.

Ia sendiri sudah terjun di dunia usaha sejak 2018 sebagai pelaku UMKM atau wirausaha yang biasanya dituntut untuk menekuni program CSR.

Program tersebut, kata dia, dikembangkan untuk dapat menyentuh masyarakat bawah.

"Tapi, kalau dipikir-pikir sebesar apa pun dana CSR itu, ratusan juta, miliaran rupiah, itu tidak akan menyentuh banyak orang. Jadi kalau ingin menyentuh banyak orang ya harus terjun ke dunia politik. Itu saja. Kebijakan yang prorakyat, sehingga bisa menyentuh banyak orang," katanya pula.

Gibran menekankan, sebagai pengusaha jika ingin sukses maka harus ada pengabdian yang dikembalikan kepada masyarakat.

"Jadi harus ada yang namanya pengabdian ke negara dan itu menurut saya sodaqoh. Menurut saya, pengusaha bisa jadi politikus, tapi politikus belum tentu bisa jadi pengusaha," kata dia.

Soal politik juga menurut suami Selvi Ananda itu, kariernya harus dimulai dari bawah misal dari bupati, wali kota, gubernur, hingga presiden.

"Namanya transisi dari pengusaha ke politikus kan ada masa transisinya. Makanya harus mulai dari yang paling bawah dulu," kata Gibran.

JokowiPresiden Joko Widodo dan keluarga berjalan di kawasan Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/12/2018). (Foto : Antara/Wahyu Putro A)

Jokowi Sepakat dengan Gibran

Jokowi mengaku sepakat dengan Gibran, perihal jika ingin berkarier dalam dunia politik maka harus memulainya secara berjenjang dari bawah.

"Lebih baik kalau dari bupati, wali kota, naik ke gubernur. Memiliki sebuah jenjang. Menguasai yang kecil, sedang, dan besar," kata Presiden.

Jokowi bahkan teringat pengalamannya menjalani masa transisi lumayan lama dari yang semula murni pengusaha banting setir menjadi politikus.

"Ya betul. Ini benar, benar. Jadi saya jadi ingat, waktu saya masuk dari pengusaha ke wali kota, itu saya belajar 1,5 tahun. Belajar betul dan ndak bisa apa-apa saat itu. Karena berbeda sekali. Feeling saya di pemerintah sangat beda sekali. Cara bekerjanya beda, prosedurnya beda, cara memerintahnya juga beda," kata Jokowi.

Lulusan Fakultas Kehutanan UGM itu menegaskan bahwa dunia bisnis dan dunia politik benar-benar berbeda.

"Jadi jangan dianggap pandai mengelola bisnis, kemudian masuk ke pemerintahan langsung bisa sukses, belum tentu. Karena berbeda. Sangat berbeda," katanya lagi.

Jokowi sendiri mengaku tidak pernah secara khusus melarang anak-anaknya untuk terjun ke dunia politik.

"Ndak, ndak. Saya sejak kecil mereka sudah beri kebebasan untuk menentukan pilihan. Ke mana. Tapi tadi prinsip-prinsip mereka sudah tahu semua. Apa yang boleh dan tidak boleh," kata Jokowi. []

Berita terkait
0
Emma Raducanu dan Andy Murray Optimistis Bertanding di Wimbledon
Raducanu, 19 tahun, akan melakukan debutnya di Centre Court ketika dia bermain melawan petenis Belgia, Alison van Uytvanck