Generasi Z, Ini Kesalahan dan Tips Keuangan Generasi Sebelumnya

Sebetulnya kata yang tepat bukan mengatur gaji, tetapi lebih menekankan mengatur pengeluaran.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Financial planning alias merencanakan keuangan adalah hal yang pasti kita butuhkan sepanjang hidup. Maka jikalau Anda kemudian merasa kesal mungkin dengan nasehat-nasehat orang yang lebih tua, yang sering bilang Anda harus begini, harus begitu, harus jadi ini, harus jadi itu, merupakan kewajaran.

Perbedaan generasi memang memiliki perbedaan prioritas dan penekanan terhadap hal apa yang dianggap penting. Tetapi kita juga bisa belajar dari kesalahan generasi-generasi yang lalu. Generasi milenial disebut lebih senior dari generasi Z ini melakukan beberapa kesalahan, diantaranya:


1. Tidak tahu kemana larinya penghasilan alias gajinya ghosting

Hal ini seringkali terjadi kepada siapa saja. Misalnya yang hobi jajan, kadang tidak terpikirkan banyaknya yang dibeli bisa menyisakan sedikit gajinya.


2. Tidak terlalu suka membeli aset yang sifatnya tetap

Misalnya ketika diberi pilihan beli mobil atau liburan, banyak yang terpikat liburan dengan alasan pengalaman. Sebenarnya tidak masalah, tetapi pada saat selisihnya tidak diinvestasikan maka bahayanya saat nanti mencapai usia 50-an benar-benar tidak ada aset tetap yang dimiliki.


3. Terkadang merasa tidak penting untuk punya rumah tinggal sendiri

 Wah banyak juga penyebabnya, misalnya, ia berasa masih bisa tinggal dengan keluarganya, ada juga milenial yang bilang `nggak papa nyewa aja`. Tetapi sayang, hal ini mungkin terasa mudah pada saat kita masih di usia produktif. Saat nanti kita sudah pension, nah apakah kita mampu untuk terus berpindah kontrakan. Tentu jawaban sesuai pribadi masing-masing.


4. Tidak mengalokasikan cukup uang untuk berinvestasi terutama masa depan pensiun

Baru juga kerja masih muda, untuk keperluan pensiun rasanya masih jauh. Nah itulah letak kesalahan padahal pentingnya investasi sejak dini.


5. Mudah sekali mengambil pinjaman

Kesalahan terakhir yang kerap dilakukan ini karena merasa bahwa masih produktif cari duit mah gampang saat mau jatuh tempo juga bisa kok bayar. Pada saat kita memiliki kebiasaan untuk mudah mengambil pinjaman, disitu letak bahayanya bahwa kita tidak mampu menunda kepuasaan.

Inilah beberapa tips yang bisa kamu ikuti terutama untuk yang masih first jobber atau mungkin baru bekerja selama lima tahun.

Pertama, kita perlu membuat pos-pos keuangan. Secara mudah kegiatan ini membantu untuk mengalokasikan apa saja pengeluaran setiap bulan terutama kewajiban, kebutuhan dan keinginan.

Budget untuk kehidupan, setiap orang pasti berbeda-beda tetapi secara umum kita mungkin bisa mengalokasikan 50% untuk biaya hidup (living) 30% untuk disimpan (saving) dan 20% untuk gaya hidup alias playing.

Kedua, pahami bahwa dana darurat adalah hal yang wajib dilakukan sejak masih awal. Meskipun kita masih first jobber tetapi jangan malas untuk punya dana darurat. Mau kita muda, mau kita setengah muda, mau kita tua setengah tua, kita tak akan tahu apa yang akan terjadi pada kehidupan kita.

Ketiga, mencoba utamakan investasi sebelum gaya hidup. Kalau mau mengikuti gaya hidup tidak akan cukup. Gaji sekecil apapun pasti akan cukup kalau kita mengalokasikan untuk hidup tapi sebesar apapun gajimu tidak akan pernah puas kalau hanya mengikuti gaya hidup.

Keempat, mengalokasikan untuk pembelian aset yang dirasa penting dan memiliki nilai jual di masa mendatang. Katakanlah emas.

Sebetulnya kata yang tepat bukan mengatur gaji, tetapi lebih menekankan mengatur pengeluaran. Ketika kita mengatur pengeluaran maka sedang mengatur kehidupan kita di masa mendatang. Semua kalau diikuti gaya hidup dan tunggakan tidak ada habis-habisnya, maka perlu sekali kita mempraktekkan mindfulness (salah satu meditasi untuk fokus terhadap keadaan dan menerimanya secara terbuka) pada saat melakukan perencanaan keuangan.

(Vidiana Lihayati)


Baca Juga:




Berita terkait
4 Cara Mengatur Keuanan Sesuai Syariat Islam
Berikut adalah tips mengatur keuangan sesuai syariat islam. Simak penjelasannya.
Ini Cara Mendidik Anak dalam Mengatur Keuangan Sejak Dini
Agar ketika besar nanti mereka terbiasa mengelola keuangan mereka dengan baik. Berikut ini ada tips mendidik literasi keuangan anak.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.