Gempa Cilacap Tidak Berpotensi Tsunami

Terjadi gempa bumi di Cilacap, Jawa Tengah dengan kekuatan 5,7 Skala Richter (SR).
Seismometer, alat pendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. (Foto: Antara)

Jakarta - Berdasarkan informasi dari Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi gempa bumi di Cilacap, Jawa Tengah dengan kekuatan 5,7 Skala Richter (SR), terasa hingga ke sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu, 9 Juni 2019 Sore.

Gempa tersebut terjadi pada pukul 16.32.22 WIB berada di lokasi 8.51 Lintang Selatan (LS) dan 108.86 Bujur Timur (BT). Pusat gempa berada sekitar 88 kilometer barat daya Cilacap, Jawa Tengah di kedalaman l0 kilometer.

Getaran gempa tersebut turut dirasakan warga Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta hingga berhamburan keluar rumah.

"Saya kaget, saat mandi, badan goyang-goyang dan mau jatuh. Untung saya belum lepas pakaian. Saya langsung keluar," kata salah satu warga Kecamatan Sentolo Martiyem di Kulon Progo, Minggu, 9 Juni 2019.

Ia mengatakan gempa berlangsung selama tujuh detik dan mengakibatkan rumah sampai berbunyi dan atap asbes juga bunyi.

"Sejak 2006, gempa yang paling kuat, baru hari ini. Biasanya kalau ada gempa tidak terasa," katanya.

Hal yang sama diungkapkan warga yang bernama Sumadi, mengaku kaget, karena kursi duduknya goyang cukup lama. Dirinya tidak sadar kalau ada gempa.

"Saya lagi asik ngobrol dengan tetangga, tahu-tahu kursi yang saya duduki goyang. Saya langsung lari keluar rumah," kata Sumadi.

Lebih lanjut, ia mengaku trauma atas  gempa yang pernah terjadi tahun 2006 silam. "Pada 2006, rumah saya menjadi korban gempa. Jadi saya agak trauma," katanya.

Menurut informasi dari Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono yang diterima di Jakarta pada Minggu, 9 Juni 2019 mengatakan hasil pengamatan BMKG menunjukkan informasi awal di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa itu berkekuatan magnitudo 5,7 lalu dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,5.

Gempa yang terjadi di bagian selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman menengah diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (thrust fault).

Lebih lanjut dia mengatakan selain dirasakan hingga Bandung, guncangan gempa dilaporkan dirasakan di daerah Pangandaran, Cilacap, Ciamis, Kebumen dalam skala intensitas III MMI.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

"Hingga pukul 16.47 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui keterangan resminya, dikutip dari Antara pada Minggu 9 Juni 2019.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.