Gempa Cilacap Kagetkan Pemudik di Yogyakarta

Guncangan gempa mengagetkan warga dan pemudik yang merayakan Idul Fitri di Yogyakarta
Gempa bumi selatan Cilacap 5,5 SR sempat dirasakan warga dan pemudik yang tengah pulang kampung di Yogyakarta. (Foto: dok. BMKG)

Semarang - Gempa bumi berkekuatan 5,5 SR mengguncang wilayah pesisir selatan Pulau Jawa, Minggu 9 Juni 2019, sekira pukul 16.32 WIB.

Guncangan gempa yang berpusat di Samudera Hindia, sebelah selatan Cilacap, Jawa Tengah ini mengagetkan warga dan pemudik yang merayakan Idul Fitri di Yogyakarta.

"Sempat kaget juga, karena kami lagi kumpul di teras, tiba-tiba tubuh terasa bergoyang-goyang sendiri," ucap Heri (47), pemudik Surabaya yang tengah pulang kampung di Dusun Kalisat, Dukuh Gunturan, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Minggu 9 Juni 2019.

Kepada Tagar, Heri mengaku sejumlah kerabatnya langsung ke luar rumah untuk menyelamatkan diri begitu menyadari gempa bumi.

"Tadi adik langsung ke luar rumah sambil mengingatkan ada gempa bumi. Yang lain kemudian menyusul ke luar," ujar dia.

Anjar (41) warga Palbapang, Bantul juga merasakan hal sama. "Tadi sedang tidur di kamar," ujar dia. Kerasnya guncangan gempa membuat ayah dua anak ini terbangun dari tidur.

"Guncangannya kerasa cukup kuat, sekitar 15 detik, membuat tubuh seperti diguncang-guncang. Saya langsung terbangun dan melihat kamar bergoyang-goyang. Sempat bingung ada apa tapi begitu sadar ada gempa langsung ke luar rumah," cerita dia.

Selain Cilacap dan Yogyakarta, guncangan gempa dilaporkan dirasakan di Kebumen, Jawa Tengah serta daerah pesisir Jawa Barat seperti Pangandaran, Ciamis dan Bandung.

"Dalam skala intensitas III MMI dan di Bandung dalam skala intensitas II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Rahmat Triyono dalam laman resmi BMKG.

Ditambahkan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi memicu terjadinya tsunami. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," tukas dia. []

Berita sebelumnya:

Berita terkait