Gempa Berlalu, Lombok Aman Bagi Wisatawan

Gempa berlalu, Lombok aman bagi wisatawan, ujar Kepala Bapenda Lombok Barat Lale Priyatni.
Kawasan wisata pantai di Senggigi masih sepi pasca-bencana gempa bumi melanda Lombok. (Foto: Tagar/Harianto Nukman)

Lombok, (Tagar 7/9/2018) - Kepala Badan Pendapatan (Bapenda) Lombok Barat, Lale Prayatni menyatakan bahwa Lombok sudah aman, tidak ada lagi gempa. Ia berharap para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara kembali menjadikan Lombok sebagai tujuan perjalanan wisata.

Memang tidak bisa diingkari dampak bencana gempa bumi terhadap pariwisata di Lombok Barat, selain mengancam pada tutupnya sejumlah hotel juga berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah.

Bencana gempa bumi yang terus-menerus mengguncang Lombok hingga lebih dari satu bulan berdampak pada tutupnya sejumlah hotel di kawasan wisata Senggigi. Selain juga pada pemanfaatan tenaga kerja yang terancam dirumahkan.

"Rata-rata pihak hotel terpaksa merumahkan sementara para pegawainya," tutur Kepala Badan Pendapatan (Bapenda) Lombok Barat, Lale Prayatni.

Hotel Aruna termasuk yang memilih tetap beroperasi, namun mereka harus menyingsingkan lengan baju lebih tinggi. Mereka pun terpaksa harus mengefisiensikan pengeluarannya.

"Walau tingkat hunian rendah, kami tidak memilih merumahkan para pegawai. Saat ini pun manajemen masih membutuhkan pekerjaan mereka," ujar Sofyan Hadi, sales di Hotel Aruna.

Menurut Manajer Pemasaran Kila Hotel Fauzan Akbar, "Setiap hotel memiliki kebijakan manajemen sendiri. Kila Hotel juga tetap mempekerjakan secara normal para pegawai," katanya kepada Tagar News.

Kawasan Senggigi yang biasanya di bulan Juli-Desember ramai dengan wisatawan, kini menjadi sepi. Persoalan ini membuat banyak manajemen hotel meminta solusi kepada Pemkab Lombok Barat.

"Rata-rata mereka meminta dispensasi. Ada yang meminta penundaan pajak, pengurangan, bahkan penghapusan," cerita Lale sambil menyebut contoh-contoh hotel yang meminta keringanan seperti itu.

"Intinya kita harus bantu mereka. Termasuk dengan pemberitaan bahwa Lombok sudah aman dari gempa dan bagaimana mempromosikan lagi potensi wisata kita," pintanya.

Mengenai keringanan tersebut, Lale mengaku sedang melakukan kajian.

"Kami sedang mengkajinya, toh secara aturan dibolehkan, apalagi semua diakibatkan oleh bencana," ujarnya.

Sepinya tingkat hunian hotel juga menjadi pukulan tersendiri pada sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD). Mestinya, dari target total 301 miliar PAD di tahun 2018 ini, sekitar 129 miliar harus dipenuhi oleh Bapenda Lombok Barat.

Akibat minimnya kunjungan wisatawan, berdampak pada pendapatan pajak dan retribusi hotel, restoran, dan hiburan. Lale mengestimasi akan kehilangan 41 miliar dari target sektor pariwisata. []

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.