Gempa 5.9 SR Goyang Malang, BNPB Minta Masyarakat Tetap Waspada

Warga dekat titik lokasi gempa dihimbau waspada terhadap datangnya gempa susulan.
Ilustrasi korban gempa. Gempa di Desa Sidera, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). (Foto: Antara/Akbar Tado)

Jakarta, (Tagar, 19/2/2019) - Gempa berkekuatan 5,9 skala richter (SR) menggoyang Kota Malang, Jawa Timur, pada 19 Februari 2019, sekitar pukul 02.30 WIB. Titik gempa  diketahui berlokasi di 159 km selatan laut Jawa.

Melalui keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterima Tagar News, Selasa (19/2) pukul 11.00 WIB, dikemukakan bahwa gempa pagi tadi tidak berpotensi tsunami dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan di sekitar wilayah yang terdampak gempa.

"Gempa yang berpusat di 159 km tenggara Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur pada 19/2/2019 pukul 02.30 WIB, tidak menimbulkan dampak merusak. Gempa dengan kedalaman 10 Km tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan terkait dampak gempa tersebut, dan tidak ada korban jiwa, juga belum ditemukan kerusakan bangunan pascagempa.

Baca juga: Dua Bulan Terakhir, 138 Gempa Menggoyang Dataran Jateng Hingga Jatim

Lebih lanjut, kata dia, sebagian masyarakat Malang sudah tanggap bencana, dengan melakukan evakuasi diri ke luar rumah saat gempa terjadi. Saat ini masyarakat di Malang sudah dapat beraktifitas seperti biasa.

"Sebagian masyarakat melakukan respons dengan keluar rumah saat merasakan guncangan gempa. Kondisi masyarakat normal dan beraktivitas seperti biasa. BPBD masih melakukan pendataan di lapangan dan berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan," ujar Sutopo.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang dekat titik lokasi gempa untuk selalu waspada terhadap datangnya gempa susulan, dan meminta masyarakat sekitar untuk tidak mempercayai kabar hoaks yang berseliweran di media sosial. Sebab, hingga saat ini memang belum ada teknologi di negara manapun yang mampu memprediksi datangnya gempa.

"Jangan percaya pada isu-isu menyesatkan karena hingga saat ini belum ada negara dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti kapan, dimana, kekuatannya, lokasi detil dan lainnya," paparnya.

"Kita tinggal di negara yang rawan gempa dan sudah sepantasnya selalu meningkatkan kewaspadaan menghadapi gempa. Kita harus harmoni dengan alam yang ada, gempa selalu terjadi. Pada tahun 2017 terjadi gempa kecil hingga besar sekitar 6.000 gempa sedangkan pada 2018 terjadi lebih dari 11.000 kali kejadian gempa di seluruh Indonesia," pungkasnya.

BNPB telah melakukan konfirmasi dampak gempa ke beberapa BPBD yang merasakan guncangan gempa, antara lain:

- Gempa dirasakan sedang selama ±3 - 4 detik di Kab. Malang.
- Gempa dirasakan kuat selama ±4 - 5 detik di Kota. Malang.
- Gempa dirasakan kuat selama ± 5 detik di Kab. Lumajang.
- Gempa dirasakan sedang selama ±3 - 4 detik di Kab. Blitar.
- Gempa dirasakan sedang selama ±3 - 4 detik di Kota Batu.
- Gempa tidak dirasakan di Provinsi Bali.

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.