Jakarta - Pengamat mineral dan batubara (minerba) Ferdinandus Hasiman berharap pengembangan gasifikasi batubara atau dimethyl ether (DME) sebagai energi alternatif pengganti elpiji tidak sekadar wacana belaka. Sebab, jika pemerintah berhasil mengembangkan DME beban defisit neraca perdagangan dapat berkurang.
"Kita berharap ini perlu diperbanyak produksinya, jangan cuma wacana. Memang kita belum tahu kira-kira investasi untuk ke sana berapa, tapi dari segi produksi saya kira ini bagus untuk penghematan defisit neraca perdagangan," kata Ferdi kepada Tagar, Minggu, 26 Juli 2020.
Menurut dia sekarang saatnya pemerintah memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya alam (SDA) yang ada, bukan hanya menjual SDA batubara secara mentah. Agar pemerintah tak bergantung pada impor yang kini porsinya membebani neraca perdangan.
"Kalau kita terlalu banyak mengimpor selama ini, sudah saatnya pemerintah untuk mengubah paradigma, mengubah haluan, jadi jangan impor mulu. Kita punya suplai yang gede tapi kita enggak bisa menggunakan itu," katanya.
Pengembangan DME ini, kata dia sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggandeng Indonesia melangkah menuju negara industri. Artinya, suatu saat seluruh bahan tambang diolah di dalam negeri, sehingga pemerintah melakukan penghematan lebih banyak.
"[LPG] pasti akan ditarik secara bertahap, bahkan bukan bertahap kalau Presiden Jokowi memerintahkan semua perusahaan batubara untuk bangun itu, DME pasti bisa lah," tuturnya.
Sebagai catatan, Ferdi mengatakan produksi DME tetap harus dijaga dan dilakukan dengan penghitungan yang matang. Bagaimanapun, batubara merupakan SDA langka yang suatu waktu bisa habis.
Pemerintah berencana mengurangi ketergantungan pada impor elpiji dengan mengembangkan gasifikasi batubara sebagai energi alternatif pengganti elpiji untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Hasil uji terap penggunaan energi terbarukan alternatif DME menunjukkan mudah dalam menyalakan kompor, stabilitas nyala api normal, mudah dalam pengendalian nyala api, warna nyala api biru dan waktu memasak lebih lama dibandingkan LPG.
Secara teknis, pemanfaatan DME 100 persen layak untuk mensubstitusi elpiji untuk rumah tangga dengan menggunakan kompor khusus DME. Waktu memasak lebih lama 1,1 sampai dengan 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG. []