Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan komitmennya untuk tetap menegakkan protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19. Hal ini seiring permintaan pemerintah pusat yang meminta pemerintah daerah tegas menghadapi acara berpotensi kerumunan.
Ganjar menyatakan pihaknya masih belum mengizinkan acara yang menimbulkan kerumunan. Meski begitu, ketika masyarakat hendak membuat sebuah kegiatan maka harus mengandongi izin dari kepolisian dan Satgas Covid-19. Dan itu pun harus tetap dalam koridor protokol kesehatan ketat.
"Agar kita bisa melakukan pendampingan dan pengecekan. Tapi yang sifatnya ramai-ramai tidak diizinkan," tutur Ganjar, Selasa, 24 November 2020.
Kalau sudah berlebihan, tidak terkontrol dengan baik, tutup, bubarkan.
Upaya-upaya disiplin protokol kesehatan, lanjut Ganjar, tetap akan dilakukan selama pandemi. Seperti operasi yustisi hingga pemberian sanksi pada pelanggar juga tetap berjalan dan belum berhenti. Selain sebagai upaya pendisiplinan, kegiatan itu juga sekaligus edukasi pada masyarakat.
Ganjar berharap, tak hanya masyarakat namun juga para tokoh baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat bisa menahan diri. Pihaknya pun saat ini sedang memetakan agenda-agenda besar yang berpotensi muncul acara yang menimbulkan kerumunan.
"Termasuk di tempat-tempat pariwisata kemarin dievaluasi, kami sampaikan agar Dinas Pariwisata juga ngontrol. Kalau sudah berlebihan, tidak terkontrol dengan baik, tutup, bubarkan. Maka seluruh yang sekarang ingin menyelenggarakan acara dengan keramaian kami minta untuk betul-betul protokolnya disiapkan," tegasnya.
Baca juga:
- 695 Sekolah di Jepara Siap Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
- Banyak Kunker, Satpol PP Magelang Diminta Razia Kantor OPD
- 3 Pedagang Pasar Gede Solo Reaktif Rapid Test
Gubernur milenial khas rambut putih ini menambahkan tidak ada batas khusus berapa jumlah orang dalam penyelenggaraan suatu acara. Hanya saja, sekali lagi syarat protokol kesehatan wajib diterapkan dengan baik.
"Sebenarnya kalau semua mau menyiapkan dengan protokol yang baik enggak papa kok, dibatasi jumlahnya, diatur, duduknya berjarak, pakai masker, di situ ada protokolnya kan aman. Inilah yang disebut sebagai adaptasi kebiasaan baru. Tapi kalau kerumunan yang tidak terkontrol tidak teratur, itu yang sangat membahayakan," imbuh dia. []