Jakarta - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Jazuli Juwaini, mengatakan Pancasila harus menjadi ideologi pemersatu bangsa agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terjaga.
“Pancasila menjadi penting karena Pancasila adalah dasar negara Indonesia merdeka, falsafah dasar yang menjadikan Indonesia bersatu. Diterima sebagai kesepakatan bersama oleh semua kelompok dan golongan,” ucap Jazuli.
Hal ini disampaikan Jazuli dalam Program Mimbar Demokrasi Kebangsaan Fraksi PKS DPR RI seri Ke-5 bertajuk Mengokohkan Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu dan Penjaga Keutuhan NKRI, Jumat, 11 Juni 2021.
Dengan seluruh latar filosofis lahirnya Pancasila tersebut, kita harus menunjukkan sikap dan perilaku kebangsaan yang tepat.
Hadir sebagai narasumber ilmuwan politik yang juga Guru Besar Universitas Pertahanan Prof. Salim Haji Said, Ph.D, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan, Sekretaris Eksekutif KKC Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jimmy Sormin.
Jazuli mengatakan alasan mimbar demokrasi kebangsaan kali ini mengangkat tema tentang Pancasila. Tema ini diangkat bertepatan dengan momentum Juni sebagai Bulan Pancasila.
"Lebih tepatnya pada 1 Juni yang ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila," ujarnya.
Jazuli menambahkan bahwa penetapan Pancasila sebagai dasar negara, melalui perdebatan konsepsional dalam rumusan sila-sila di dalamnya. Menurutnya, perdebatan ini menunjukkan tiga hal penting.
Pertama, kualitas pemikiran bangsa. Kedua, menunjukkan kualitas peradaban bangsa Indonesia dengan karakter yang unggul. Ketiga, menunjukkan kedewasaan dan kebesaran hati tokoh bangsa untuk menjaga persatuan di atas semua kepentingan golongan.
“Dengan seluruh latar filosofis lahirnya Pancasila tersebut, kita harus menunjukkan sikap dan perilaku kebangsaan yang tepat," ujarnya.
Ia juga menyampaikan sikap dan perilaku kebangsaan itu pertama, Pancasila telah final sebagai dasar negara, falsafah dasar dan ideologi negara.
Kedua, menjadikan Pancasila milik bersama sebagai ideologi terbuka. Ketiga, menjadikan Pancasila ideologi pemersatu. Keempat, menghindari sikap bernegara yang polaritatif.
Kelima, tidak mempertentangkan secara dikotomis nilai yang inheren dalam Pancasila. Keenam, mengedepankan sikap toleransi, silaturahmi, kerja sama, dan gotong royong dalam membangun bangsa.
Menurutnya kegiatan ini merupakan salah satu bentuk implementasi Pancasila sebagai pemersatu dan penjaga keutuhan NKRI, yakni dengan cara bersilaturahmi untuk membangun kebersamaan. []