FPI Bakar Poster PM Modi dan Usir Dubes India

Massa aksi dari GNPF-Ulama, FPI, dan PA 212 membakar poster bergambar Perdana Menteri India Narendra Modi dan ancam usir Dubes Pradeep Kumar Rawat.
Aksi pembakaran poster perdana menteri India Narendra Modi di Kedubes India, Kuningan, Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020. (foto: Tagar/Husen M).

Jakarta - Massa aksi dari Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U), dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 membakar poster bergambar Perdana Menteri India Narendra Modi.

Pembakaran poster Perdana Menteri India, diwarnai aksi saling sahut antara orator dengan seluruh massa demonstran yang mendatangi Kedutaan Besar India di Kuningan, Jakarta, pada Jumat, 13 Maret 2020.

Usir, usir, usir India, usir Dubes India sekarang juga.

"Modi?" tanya orator. 

"Iblis," kata massa menjawab serentak. 

Selain itu, massa aksi juga menyanyikan yel-yel mengusir Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat yang menilai FPI dan PA 212 merupakan kelompok ekstremis.

"Usir, usir, usir India, usir Dubes India sekarang juga," seru massa.

Baca juga: Dubes India Anggap FPI dan PA 212 Kelompok Ekstremis

FPIMassa FPI dan PA 212 berorasi sembari membakar poster Perdana Menteri India Modi di Kedubes India, Kuningan, Jakarta, Jumat 13 Maret 2020. (foto: Tagar/Husen M).

Sebelumnya, pada Jumat, 6 Maret 2020, FPI, GNPF-U, dan PA 212, telah menggelar aksi sebagai bentuk protes mereka terhadap Undang-Undang (UU) Kewarganegaraan di India yang dinilai merugikan umat muslim di negara tersebut.

UU Kewarganegaraan yang disahkan parlemen India pada Desember 2019 menyulut pertikaian berdarah antara pemeluk agama Hindu-Islam di New Delhi, India, hingga menewaskan puluhan korban jiwa di sana.

UU tersebut berisi semua imigran yang rata-rata berasal dari Pakistan, Afghanistan, dan Bangladesh dapat memeroleh status kewarganegaraan India. Namun, keistimewaan itu tidak berlaku jika imigran tersebut memeluk agama Islam.

Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin menyatakan akan terus menggelar aksi unjuk rasa terkait konflik sektarian yang terjadi di India.

"Kami akan demo lagi berjilid-jilid sampai pembantaian dihentikan dan pelakunya dijerat dengan hukum yang berlaku di dunia," kata dia.

Baca juga: FPI Demo Kedubes India, Polisi Siapkan Tameng

FPIMassa aksi FPI dan PA 212 mulai berdatangan di Kedubes India, Kuningan, Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020. (foto: Tagar/Husen).

Dia menegaskan, pihaknya akan konsisten dalam menyampaikan aspirasi dan seruan terkait konflik yang melibatkan umat Islam dan umat Hindu di India.

"Kami tidak diam terhadap kezaliman pembantaian umat Islam di manapun, maka kami siap jihad," ujar Novel Bamukmin.

Dalam aksi sebelumnya, FPI, PA 212, dan GNPF-U, sempat membakar bendera India dan mengancam akan melakukan sweeping, bahkan mengusir warga India yang tinggal di Indonesia bila tuntutan mereka tidak dipenuhi.

"Mengutuk keras dan mengancam berbagai tindakan kekerasan dan persekusi yang dilakukan kelompok Hindu radikalis ekstrimis dan penguasa India terhadap umat Islam India," dikutip dari pernyataan tertulis FPI, GNPF-Ulama, dan PA 212 yang disampaikan Novel Bamukmin kepada Tagar, Jumat, 28 Februari 2020. []

Berita terkait
Massa FPI dan PA 212 Ancam Bakar Kedubes India
Orator demonstrasi gabungan dari FPI, GNPF-U, dan PA 212 mengancam akan membakar gedung Kedutaan Besar (Kedubes) India di Jakarta.
Bela Umat Islam, Massa FPI Siap Berangkat ke India
Massa gabungan FPI, GNPF-U, dan PA 212 menyatakan kesiapan mereka untuk berangkat ke India membela umat Islam yang menjadi korban persekusi.
FPI dan PA 212 Dianggap Jual Islam Sebagai Komoditas
Pengamat politik Wasisto Raharjo Jati menilai aksi demonstrasi yang dilakukan FPI, PA 212, GNPF-Ulama ke India, malahan menjual Islam bak komoditas