Fernando EMaS: Banyak Menteri Jokowi Gagal Tapi Tak Dicopot

Ditegaskan dia, ada beberapa menteri yang juga dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya namun karena berasal dari partai politik.
Fernando Emas, Direktur Rumah Politik Indonesia. (Foto: Tagar)

TAGAR.id, Jakarta - Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS mengatakan reshuffle kabinet yang dilakukan pemerintah menyasar pada figur yang tak memiliki legitimasi secara politik. Perombakan tersebut hanya mengakomodir kepentingan orang dekat Jokowi.

"Saya mengatakan reshuffle banci karena hanya menyasar menteri yang tidak memiliki partai politik dan hanya untuk mengakomodir PAN dan Hadi sebagai orang dekat Jokowi. Selain itu untuk mengakomodir PDIP yang berdasarkan informasi sangat menginginkan Menteri Dalam Negeri kembali dijabat oleh kadernya," kata Fernando pada Kamis, 16 Juni 2022.

Ditegaskan dia, ada beberapa menteri yang juga dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya namun karena berasal dari partai politik atau dekat dengan partai politik yang berkuasa tetap dipertahankan.

"Misalnya seperti Johnny G. Plate, Menteri Kominfo yang gagal mengawal pemberitaan dan media sosial yang masih banyak konten-konten provokasi. Begitupula dengan Wamen Kominfo yang berasal dari Partai Perindo juga tidak memiliki prestasi, tapi anak Hari Tanoe, cuma viral waktu pingsan di Solo aja," katanya.

"Menteri Pertanian juga gagal dalam melaksanakan keinginan Jokowi yang menginginkan kebutuhan pangan tidak lagi impor," katanya.

Menurut alumni Universitas Indonesia ini, sosok Abdul Halim Iskandar juga dianggap gagal dalam memimpin Kemendes PDTT. Kata Fernando, kakak kandung dari Cak Imin tersebut juga mengarahkan kepala desa berbicara 3 periode dalam acara Silaturahmi Nasional Apdesi 2022. "

Yang lain juga tentang indikasi pejabat kementerian yang dipimpinnya sempat diberitakan diduga memperjualbelikan jabatan," katanya.

"Menteri Perindustrian yang berasal dari Golkar, kader PDI Perjuangan Risma yang saat ini menempati posisi Menteri Sosial dan juga Sandiaga Uno yang merupakan representasi Gerindra tidak memiliki prestasi namun masih dipertahankan oleh Jokowi. Selain Menteri Tenaga Kerja yang sempat membuat gaduh para tenaga kerja karena kebijakannya mengenai Jaminan Hari Tua (JHT) karena representasi PKB," uangkapnya.

Menteri ESDM, tambah Fernando, yang pernah ditegur oleh Jokowi namun karena memiliki kedekatan dengan partai penguasa masih dipertahankan oleh Jokowi.

"Bahlil juga salah satu menteri yang gagal namun tetap dipertahankan Jokowi karena salah satu menteri yang pernah menyuarakan mengenai penundaan pemilu mengatasnamakan pengusaha, selain itu juga hanya membuat acara seremonial untuk menyenangkan hati Jokowi," katanya.

"Saya melihat Jokowi sangat tersandera oleh kepentingan partai politik sehingga tidak mau berkonflik dengan partai politik demi kepentingan 2024. Selain itu orang sekeliling Jokowi juga punya kepentingan pribadi dengan memberikan masukan kepada Jokowi karena biasanya 80% keputusan dipengaruhi oleh orang sekelilingnya," katanya.

Baca Juga:

Berita terkait
Opini: Reshuffle Kabinet Jokowi Bisa Jadi Menuju Amandemen ke-5 UUD 1945
Reshuffle kabinet Jokowi bisa jadi untuk memastikan kesolidan dukungan koalisi pendukung pemerintah menuju Amandemen ke-5 UUD RI 1945.
Jelang Pengumuman Reshuffle Siang Ini, Sejumlah Tokoh Merapat ke Istana
Presiden Joko Widodo dipastikan akan mengumumkan reshuffle kabinet pada siang ini di Istana Negara, Rabu 15 Juni 2022.
Formasi Desak Presiden Jokowi Reshuffle Menteri Bermasalah
Menurut koordinator aksi, Insan Enggala, kinerja menteri-menteri Jokowi di sektor ekonomi terbukti telah gagal.