Jakarta - Vietnam mengukuhkan pertumbuhan ekonomi terbaik di antara negara-negara ASEAN lainnya pada semester satu tahun ini di angka 6,76 persen. Jauh mengungguli Indonesia yang hanya menduduki peringkat ketiga dengan angka 5,05 persen.
Menurut Direktur Eksekutif INDEF, Ahmad Tauhid, struktur ekonomi Vietnam menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara komunis tersebut.
Struktur ekonomi seperti Indonesia punya daya tahan yang lebih baik terutama saat menghadapi krisis.
"Vietnam memiliki struktur ekonomi yang menitikberatkan pada kegiatan ekspor-impor. Sehingga, mereka cepat dapat gain dari aktivitas perdagangan. Ada peluang dari negara-negara perag dagang, mereka cepat buka peluang dagang," kata Tauhid saat dihubungi Tagar pada Senin, 14 Oktober 2019.
Tauhid mengatakan struktur berbeda dengan Indonesia yang lebih menekankan kegiatan konsumsi rumah tangga, ketimbang ekspor-impor.
"Struktur ekonomi kita basisnya di sektor konsumsi rumah tangga sekitar 56 sampai 58 persen, investasi masayarakt sekitar 20 persen, ekspor 17 sampai 18 persen, lalu investasi pemerintah di angka 7 sampai 8 persen," ucap Tauhid.
Menurut dia, perbedaan metode tersebut memiliki dampak masing-masing. Ia menilai struktur ekonomi Vietnam memiliki resistensi yang lebih baik dalam situasi menghadapi perang dagang. Struktur ekonomi Indonesia memiliki daya tahan ekonomi yang lebih baik ketika menghadapi krisis.
"Struktur ekonomi seperti Indonesia punya daya tahan yang lebih baik terutama saat menghadapi krisis. Sementara, sisi positif struktur ekonomi Vietnam dapat lebih baik dalam situasi perang dagang seperti sekarang," kata Tauhid.
Struktur ekonomi Vietnam paling besar berada di sektor ekspor impor di angka 98,6 persen, konsumsi domestik 68,5 persen, dan investasi modal tetap mencapai 24,8 persen.
Faktor Ideologi Tidak Terlalu Berpengaruh
Tauhid mengatakan faktor ideologi komunisme yang dianut Vietnam tidak terlalu berdampak pada perkembangan ekonomi beribukota Hanoi tersebut.
Menurut dia, metode ekonomi yang diterapkan Vietnam membuat pemerintahnya leluasa mengintervensi ekonomi.
"Dengan ideologi komunis, maka pemerintah Vietnam dapat campur tangan dalam perekonomian, berbeda dengan Indonesia yang ada faktor pasar di dalamnya," ucapnya.
Meski demikian, kata Tauhid, setiap metode ekonomi memiliki dampak positif dan negatif masing-masing. []