Fadjroel Rachman Kandidat Kuat Menteri Jokowi

Fadjroel Rachman, seorang peneliti, penulis, pengamat politik, dan juga aktif dalam aktivis mahasiswa 1980 hingga 1998.
Fadjroel Rachman. (Foto: Instagram/@fadjroelrachman)

Jakarta - Mantan aktivis sekaligus Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Fadjroel Rachman belum lama ini dipanggil Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Istana Kepresidenan pada Senin, 21 Oktober 2019.

Ia memang tidak menjelaskan secara detail tujuannya memenuhi undangan tersebut. 

"Ada tugas yang memang disampaikan oleh beliau. Tetapi, mengenai bentuk tugasnya, nanti akan diberitahukan secara langsung saja oleh presiden," kata Fadjroel Rachman usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin, 21 Oktober 2019.

Mengenal sosok Fadjroel ini, ternyata dia bukanlah orang yang biasa. Pria yang lahir di Banjarmasin pada 17 Januari 1964, juga seorang peneliti, penulis, pengamat politik, dan pernah aktif dalam aktivis mahasiswa 1980 hingga 1998. 

Namanya mulai dikenal publik sejak menjadi kandidat bakal Calon Presiden Independen pada Pilpres 2009. 

Pada tahun 2015, Fadjroel Rachman diangkat menjadi Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, BUMN yang bergerak di bidang konstruksi.

Sejak masih menduduki bangku sekolah, pria berdarah Banjar dan Bugis ini merupakan pelajar teladan se-Kalimantan Selatan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), SMP, dan SMA. 

Usai menyelesaikan SMA, pria yang berusia 55 tahun tersebut kemudian melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jurusan kimia. 

Terkenal cerdas, Fadjroel juga mendapatkan gelar master di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Magister Hukum (Ekonomi) di Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia (lulus dengan predikat Cum Laude).

Fadjroel merupakan Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia (Komunikasi Politik).

Melawan Soeharto

Fadjroel sempat mencicipi dinginnya penjara Nusakambangan akibat sikap penentangannya terhadap pemerintahan Soeharto atau Rezim Orde Baru. 

Saat itu, dia bersama lima rekannya dipindah-pindah dari penjara satu ke penjara lainnya. Seperti Rumah Tahanan Militer Bakorstanasda Jawa Barat, kemudian ke Penjara Kebonwaru, lalu Penjara Batu di Pulau Nusakambangan, dan terakhir di Penjara Sukamiskin (tempat Ir. Soekarno Presiden Pertama Republik Indonesia dipenjarakan penjajah Belanda).

Fadjroel juga dikenal sebagai kutu buku. Jadi berkat kecintaannya terhadap buku dan aktifitasnya di kelompok diskusi dan debat di kampus, itu sebagai modalnya bisa mengenal sejumlah budayawan dan intelektual, seperti almarhum Soebadio Sastrosumitro, Mochtar Lubis, Sarbini Somawinata, Sutan Takdir Alisjahbana dan Soedjatmoko.

Atas usulan Soedjatmoko pula, ia terlibat dalam Forum Pemuda Asia Pasifik di Tokyo sampai sekarang.

Tiga tahun setelah kuliah pada tahun 1987-1989, Fadjroel bersama-sama dengan para aktivis mahasiswa lainnya melakukan advokasi untuk petani di daerah Kacapiring, Batununggal, Kota Bandung dan Badega (Kampung Badega, Desa Cipangramatan, Cikajang, Garut). 

Masih pada masa represif Soeharto, ia ditunjuk menjadi komandan lapangan dalam aksi long march sejauh 60 kilometer dari Kampus ITB menuju Cicalengka. Aksi itu sempat dibubarkan oleh polisi dengan menghujani massa dengan peluru karet.

Fadjroel bersama kawan-kawannya juga beraksi menolak kedatangan Rudini yang saat itu menjabat sebagai menteri dalam negeri, dan menuntut turunnya Soeharto sebagai presiden yang dianggap membungkam kebebasan berpendapat. 

Akibat peristiwa itu, dia bersama lima rekan lainnya ditangkap. Mereka harus mendekam di ruang tahanan Bakorstranasda selama satu tahun hingga akhirnya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara

Ia terlibat Gerakan Lima Agustus ITB (1989) yang menuntut penurunan Soeharto dan menjadi tahanan politik dengan berpindah-pindah 6 (enam) penjara termasuk Sukamiskin dan Nusakambangan.

Di balik empat penjara yang dijalaninya, Fadjroel menulis esai, novel dan puisi. Hasil karya yang dituliskan di balik terali penjara tersebut, kemudian diterbitkan dalam kumpulan puisi Catatan Bawah Tanah dan Sejarah Lari Tergesa. 

Mochtar Lubis berminat menerbitkan puisi-puisi yang tercantum dalam pledoinya. Tulisannya itu dirangkum dalam buku "Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat" dan "Democracy Without the Democrats: On Freedom, Democracy and The Welfare State", 

Puisi-puisi perjalanannya di Eropa (Berlin dan Amsterdam) diterbitkan dalam antologi puisi "Dongeng Untuk Poppy" yang memenangkan Lima Besar Khatulistiwa Literary Award 2007.

Kegiatan Pra-Reformasi 1998

Ia memilih meniti karier sebagai manajer pengembangan bisnis dan analis keuangan di Grup Bukaka, tetapi hanya bertahan selama tiga tahun.

Fadjroel kemudian merintis usaha sendiri bersama kawan-kawannya sembari melanjutkan aktivisme dan kuliahnya di Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) bidang studi ekonomi dan hukum ekonomi.

Kemudian, ia kembali terjun menjadi aktivis dengan statusnya sebagai Ketua Presidium Forum Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia Forum Wacana UI, bersama ribuan mahasiswa. 

Saat itu, mereka menuntut Soeharto turun dari kekuasaannya pada 18-21 Mei 1998, hingga presiden kedua tersebut mengundurkan diri dan Rezim Orde Baru (Orba) dibubarkan.

Pada tanggal 28 Oktober 2007 bertempat di Gedung Arsip Nasional, Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, Fadjroel Rachman bersama dengan teman-temannya mendeklarasikan Ikrar Kaum Muda Indonesia dengan tema sentral "Saatnya Kaum Muda Memimpin." 

Setelah runtuhnya Orba, Fadjroel aktif menjadi presenter acara talkshow di radio dan televisi, seperti JakNews FM, RRI, TVRI, Indosiar, SunTV, JakTV. 

Selain itu menjadi narasumber ekonomi-politik-hukum di SCTV, RCTI, MetroTV, NetTV, GlobalTV, KompasTV, dan di Indonesia Lawyers Club TVOne yang diasuh Karni Ilyas.

Dia juga aktif menulis. Tulisannya itu dimuat di semua media Nasional Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Pikiran Rakyat, The New York Times (6 Februari 2010). 

Fadjroel juga menyumbangkan pikirannya dengan ikut andil dalam mendirikan Gerakan Nasional Calon Independen (GNCI) yang turut meloloskan Pilkada Independen di Mahkamah Konstitusi pada 23 Juli 2007, dan meloloskan Pilkada Independen untuk Provinsi Aceh 2010. 

Dia bersama Aliansi Masyarakat Sipil untuk Pemilu Serentak (Effendi Gazali, Prof. Hamdi Muluk, dll) juga memenangkan judicial review di Mahkamah Konstitusi (MK) yang dilaksanakan pada tahun 2019.

Tidak hanya itu, ia juga memperjuangkan Calon Presiden Independen di MK dan bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memperjuangkan Amendemen Ke-V di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Alhasil, Mahkamah Konstitusi mengabulkan judicial review Fadjroel Rachman sebagai Presiden Gerakan Nasional Calon Independen (GNCI), untuk mengubah persyaratan Pemilihan Kepala Daerah dari jalur Independen (kandidat perseorangan) dengan memperhitungkan presentase proporsional terhadap Daftar Pemilih Tetap di pemilu sebelumnya.

Selain itu, ia mendirikan KOMPAK (Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi) bersama sejumlah tokoh LSM dan Akademisi, merintis usaha di PT. Pedoman Group (media, komunikasi, riset dan konsultan), media online nasional yang dirintisnya adalah www.pedoman.id sejak 29 November 2010.

Menjadi Relawan Jokowi

Fadjroel pernah menjadi Relawan Salam Dua Jari (bersama Abdee 'Slank' Negara, Addie MS, Joko Anwar, Nia Dinata, Olga Lydia, Triawan Munaf, Andien Aisyah, Adib Hidayat, Glenn Fredly, dll) dan opinion makers Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kampanye pemilihan presiden tahun 2014. 

Berkat pemikirannya yang kritis, dia juga mengemban posisi sebagai juru bicara Panitia Nasional "Gerakan Ayo Kerja" untuk Peringatan 70 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, yang diketuai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prof. Dr. Pratikno M.Soc.Sc.  

Peringatan kegiatan itu dicanangkan Presiden Jokowi dari Nol Kilometer Indonesia 10 Maret 2015 di Kota Sabang, Provinsi Aceh dan berakhir di Kota Merauke, Provinsi Papua. []

Baca juga:

Berita terkait
Pratikno, Nico, dan Fadjroel Rachman Menyambangi Istana
Pratikno, Niko Haryanto Staf Khusus Pratikno periode 2014-2019, dan aktivis mahasiswa 1980-1998 Fadjroel Rachman dipanggil ke Istana.
Cuit Soal Petani Brebes, Fadjroel dan Guntur Romli Dipolisikan
Dilaporkan karena diklaim menuduh dan menyebarkan berita bohong.
Pratikno Enggan Kirim CV untuk Masuk Kabinet Jokowi
Mensesneg Pratikno, mengisyaratkan enggan mengirim curriculum vitae untuk pencalonan sebagai menteri.
0
Pengin Cuan Malah Boncos Gara-gara Selewengkan Tabungan Haji
Tabungan haji yang diselewengkan itu sesungguhnya uang sendiri. Diselewengkan untuk modal bisnis. Menyeleweng dari niat awal untuk ibadah haji.