Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta meningkatkan status kewaspadaan Gunung Merapi dari level II atau waspada menjadi level III atau siaga, Kamis, 5 November 2020.
Peningkatan status tersebut setelah mencermati adanya peningkatan aktivitas vulkanik Merapi dan memperlihatkan tanda-tanda erupsi yang makin dekat.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya mengatakan, aktivitas vulkanik saat ini dapat membahayakan penduduk. Berdasarkan pengamatan morfologi kawah Gunung melalui udara pada Selasa, 3 November 2020, belum terlihat kubah lava baru. Sementara kegempaan dan deformasi terus meningkat.
“Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstruksi magma secara cepat atau letusan eksplosif. Pemberlakuan level siaga berlaku Kamis, 5 November 2020 pukul 12.00 WIB,” kata Hanik dalam keterangan tertulisnya.
Pada peringatan Dasawarsa Merapi 2010 yang disiarkan secara daring, Senin, 26 Oktober 2020, BPPTKG juga menginformasikan tentang adanya potensi erupsi Gunung Merapi dalam waktu dekat.
Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas sejauk maksimal lima kilometer.
BPPTKG menyebut aktivitas vulkanik yang terus berlanjut sampai hari ini semakin menujukkan intensitasnya. Berdasarkan data dari berbagai pemantauan, rata-rata gempa vulkanik dangkal atau VTB sebanyak 6 kali per hari. Kemudian gempa multiphase (MP) sebanyak 83 kali per hari, serta deformasi mencapai dua sentimeter per hari.
Aktivitas vulkanik juga terus terjadi semenjak letusan 21 Juni 2020. Electronic distance measurement (EDM) Pos Pengamatan Babadan juga menyebut telah terjadi inflasi pada tubuh Gunung Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa waktu erupsi Gunung Merapi berikutnya sudah semakin dekat.
Hanik menjelaskan, potensi erupsi Gunung Merapi saat ini merupakan rangkaian erupsi yang cukup panjang dimulai sejak Mei 2018. Selama kurang lebih dua tahun, erupsi didominasi dengan gas yang sifatnya eksplosif dengan indeks eksplosivitas terendah, yaitu 1.
Baca juga:
- Antisipasi Magelang Hadapi Erupsi Merapi di Pandemi
- Kementerian PUPR Antisipasi Banjir Lahar Gunung Merapi
- Penampakan Awan Lenticular di Atas Langit Merapi dan Merbabu
Menurutnya, aktivitas Gunung Merapi sekarang sangat berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2006.
"Kalau dibanding dengan erupsi 2010 ini adalah seperseribu dan seperseratus dibandingkan dengan indeks eksplosivitas erupsi tahun 2006," ucap Hanik.
Dengan ditetapkannya status Merapi menjadi siaga (level III), BPPTKG memberikan rekomendasi jarak aman bagi penduduk yang beraktivitas dan tinggal di lereng gunung. Gunung Merapi sendiri berlokasi di antara wilayah Jawa Tegah dan Yogyakarta.
"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas sejauk maksimal lima kilometer," imbuhnya. []