Jakarta - Tidak ada lagi proyek aneh-aneh supaya cashflow bisa sustain. Setop permainan proyek-proyek yang tidak penting.
Hal itu diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam Launching Produksi Oksigen PLN Peduli, Kamis, 12 Agustus 2021.
Erick menjelaskan, PLN bisa menjaga kondisi keuangan perusahaan melalui penghematan belanja modal atau capital expenditure (capex) dengan kondisi keuangan utang PLN sebesar Rp500 triliun ditambah harus mengubah pembangkit listrik menjadi energi terbarukan.
"Ditambah lagi penugasan dari pemerintah yang hari ini kompensasi subsidi yang kita lakukan. Tidak ada jalan lain kita harus melakukan terobosan yang luar biasa," katanya.
Erick mendesak PLN untuk fokus pada ekonomi hijau karena mayoritas negara sudah menyepakati dunia harus bebas dari emisi karbon pada tahun 2050.
Sementara, lanjut Erick, Indonesia berkomitmen untuk mencapai bebas emisi karbon baru terjadi di tahun 2060.
Banyak negara yang sudah mewajibkan seluruh produksinya harus ramah lingkungan. Hal ini pun bisa menekan Indonesia apabila produksinya tidak berasal dari energi yang ramah lingkungan.
"Salah satu sumber adalah listriknya harus dari energi terbarukan dan ini sudah jadi tren," ujarnya.
Tidak ada jalan lain kita harus melakukan terobosan yang luar biasa.
Untuk itu, PLN harus mengonversi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan sebesar 21 GW dalam 19 tahun ke depan. Kemudian 15 tahun berikutnya harus mengonversi 29 GW.
"Ini sesuatu yang tidak bisa dihindari, karena itu transformasi harus dilakukan PLN," katanya. []
Baca Juga: PLN Jaga Keandalan Listrik Demi Ketahanan Energi NKRI