Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melanjutkan penggabungan (holding) rumah sakit BUMN tahap kedua. Aksi korporasi holding dipimpin oleh PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), bagian dari grup PT Pertamina (Persero).
"Saya harap rumah sakit BUMN dapat saling bekerjasama, membangun ekosistem kesehatan yang baik dengan rumah sakit-rumah sakit swasta, daerah, dan tentunya memprioritaskan produk-produk dalam negeri," ujar Erick Thohir seperti dikutip Tagar dalam siaran pers Pertamina, Senin, 10 Agustus 2020.
Holding RS BUMN, kata Erick berpotensi meningkatkan peran rumah sakit dalam ketahanan kesehatan nasional dengan semangat yang sama, yaitu memudahkan dan melayani masyarakat Indonesia melalui empat objektif strategis.
Pertama, penyediaan layanan kesehatan berkualitas, kedua peningkatan jaringan dan skala, ketiga pengembangan kapabilitas dan inovasi serta keempat integrasi dan kolaborasi ekosistem kesehatan nasional.
"Saya berpikir bahwa seharusnya seluruh RS milik BUMN dapat dikelola secara profesional dan transparan, dan dipimpin oleh orang yang memiliki expertise di bidang kesehatan," tutur dia.
Dengan upaya-upaya-upaya tersebut, ia yakin akan ada perubahan pelayanan kesehatan dalam negeri. Khususnya bagi RS BUMN yang menyediakan pelayanan untuk perwatan pasien terinfeksi virus corona atau Covid-19.
"Saya yakin, Insya Allah dengan adanya langkah-langkah peningkatan dan penguatan RS BUMN ini, dampak virus corona terhadap Indonesia dapat kita lalui bersama," ucapnya.
Direktur Utama Pertamedika IHC Fathema Djan Rachmat mengatakan setelah fase kedua, pihaknya berencana melanjutkan ke fase ketiga yaitu menyatukan dan mengelola seluruh 70 RS BUMN dengan jumlah tempat tidur mencapai 6500.
Pembentukan jaringan rumah sakit terbesar nomor satu di Indonesia ini diharapkan bisa berkontribusi dalam membangun ketahanan kesehatan nasional.
"Tak cukup sampai disitu, kami juga akan membangun digitalisasi teknologi layanan untuk industri 4.0 yang akan menjadi energi baru untuk Pertamedika IHC dalam menghadirkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," kata dia.
Aksi korporasi fase kedua ditandai dengan penandatangan akta jual beli IHC dengan tujuh BUMN pemilik tujuh rumah sakit BUMN, di antaranya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai pemegang saham PT Krakatau Medika, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Pelabuhan, dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai pemegang saham PT Pelindo Husada Citra.
Selanjutnya, PT Perkebunan Nusantara X sebagai pemegang saham PT Nusantara Medika Utama, PT Perkebunan Nusantara XI sebagai pemegang saham PT Nusantara Sebelas Medika, dan PT Perkebunan Nusantara XII sebagai pemegang saham PT Rolas Nusantara Medika serta PT Timah Tbk sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Bakti Timah.
Sebelum penandatangan akta jual, pada 30 Juni lalu Pertamedika IHC secara resmi mengambil alih saham tujuh RS BUMN. Pembentukan holding RS BUMN sendiri telah dimulai sejak tahun 2018.
Holding RS BUMN, ini sesuai dengan roadmap BUMN yang direncanakan Erick Thohir untuk mencapai Value of Synergy and Value of Creation menuju Go Global yang ditempuh dengan pertukaran tenaga medis ke luar negeri sebagai transfer knowledge. []