Empat Investor Utama di Balik Bukalapak

Mengintip jajaran investor Bukalapak.
Pendiri dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky (kiri) di acara Hut ke-9 Bukalapak, di kawasan JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (10/1/2019). (Foto: Tagar/Nanda Febrianto)

Jakarta, (Tagar 16/2/2019) - Tagar uninstal Bukalapak ramai diperbincangkan warganet kemudian trending di Twitter sejak Kamis (14/2) malam. Musababnya pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky mencuit ihwal dana Research & Development (R&D) yang kecil. Selain itu Zaky dinilai turut mengusik iklim politik di Indonesia.

Selain itu, dalam cuitannya, Zaky menyebut omong kosong industri 4.0 jika budget research and development (R&D) Indonesia masih jauh dibanding negara-negara lain. Dalam data yang dia sodorkan, Indonesia jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia.

Diprediksi, total suntikan dana yang didapat oleh perusahaan start up Bukalapak sebesar 200 juta dollar AS dari empat investor dan sudah diberikan enam kali. Jajaran investor Bukalapak yaitu Ant Financial, Mirae Asset-Naver Asia, GIC Pte Ltd dan EMTEK Grup dari Indonesia.

1. Ant Financial

Ant Financial yang sebelumnya  dikenal dengan Alipay merupakan perusahaan penyedia platform pembayaran pihak ketiga terkemuka di dunia, yang bergerak dibidang financial technology atau fintech. Ant Financial berupaya menciptakan ekosistem financial terbuka yang memungkinkan Lembaga keuangan untuk maju dengan pesat. Perusahan aini didirikan oleh pendiri jaringan e-commerce terbesar Tiongkok Alibaba Jack Ma.

2. Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund

Pada Januari 2019 dua perusahaan asal Korea Selatan Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund bekerjasama mengucurkan dana untuk Bukalapak. Perusahaan itu berencana untuk terus berinvestasi pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi, terus berinovasi, dan tentunya yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang, seperti e-commerce, platform internet, kesehatan, barang konsumsi, distribusi, serta logistik.

Jikwang Chung selaku Head of New Growth Investment Mirae Asset Capital mengatakan, "Investasi kali ini merupakan bentuk kerja sama Co-Investment Fund antara perusahaan finansial dan salah satu perusahaan teknologi yang sedang berkembang sangat pesat di Asia Tenggara yang juga memiliki karakteristik kuat. Melalui beragam kolaborasi strategis, kami akan mendukung Bukalapak agar dapat terus berkembang." Ucapnya Januari kemarin.

Achmad ZakyAchmad Zaky CEO dan pendiri Bukalapak (pegang kamera) ber-wefie dengan Presiden Joko Widodo dalam acara ulang tahun ke-9 Bukalapak 10 Januari 2019. (Foto: Instagram/Achmad Zaky)

3. GIC

Government of Siangapore Investment Corporation Private Limited atau GIC adalah sebuah perusahaan dana investasi pemerintah yang didirikan pemerinthan Singapura pada tahun 1981 untuk mengelola dana cadangan devisa Siangapura. GIC berinvetasi  dalam equitas, fixed income, instrument pasar uang, real estate dan investasi khusus seperti Bukalapak.

Saat ini Bukalapak telah memberdayakan 4 juta usaha kecil di seluruh Indonesia, dan 500 ribu warung yang tergabung di Mitra Bukalapak, 700 ribu pelaku usaha mandiri, dengan jumlah pengguna sebanyak 50 juta pengguna di seluruh Indonesia.

4. Grup Emtek 

Grup Emtek merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja. Dia tercatat sebagai orang terkaya ke-11 di Indonesia pada 2018 versi majalah Forbes. Kekayaan Eddy diproyeksi mencapai 1,33 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 18,62 triliun dengan kurs dollar AS terhadap  rupiah Rp14.000. Grup Emtek memiliki tiga bisnis televisi FTA, yakni SCTV, Indosiar, dan O-Channel.

Grup Emtek memang gencar berinvestasi pada sektor digital. Misalnya, platform Blackberry, bobobobo.com, PropertyGuru Pte., Ltd., Bridestory Pte., Ltd., Hijup.com, Kudo, KMK Online, termasuk juga investasi lanjutan di Bukalapak

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi