Empat Anaknya Maju Caleg, Amien Rais Bangun Dinasti Politik?

"Apalagi dinasti yang salah, anaknya tidak punya pengalaman, diberikan jabatan politik, kursi caleg nomor satu tapi tidak bisa berbuat apa-apa," urai Pangi.
Amien Rais. (Foto: Tagar/Gilang)

Jakarta, (Tagar 9/10/2018) - Amien Rais pada tahun 1998 dikenal sebagai tokoh reformasi, menjadi idola anak muda. Pada masa Orde Baru ia lantang menentang praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Amien kini Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) yang didirikannya dulu. Jejak Amien sebagai politikus, rupanya diikuti pula oleh anak-anaknya yakni Hanafi Rais, Hanum Salsabiela Rais, Ahmad Mumtaz Rais, dan Ahmad Baihaqy Rais. Empat anaknya ini maju sebagai calon legislatif dari PAN.

1. Ahmad Hanafi Rais

Hanafi RaisWakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Hanafi Rais putra pertama Amien Rais. (Foto: Tagar/Nuranisa Hamdan Ningsih)
Putra sulung Amien Rais ini, diketahui merupakan Wakil Ketua Komisi I (Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri, Komunikasi, dan Informatika) DPR periode 2014-2019. Hanafi Rais berhasil melenggang ke Senayan, setelah menjadi caleg PAN Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (meliputi Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta).

Putra Mahkota Amien Rais ini, sejak awal memulai langkah politik dari partai yang didirikan ayahnya, yakni PAN. Berdasarkan wikidpr.org, Hanafi diketahui pernah menjadi Pendiri Ultras PAN Yogyakarta, Anggota MPB DPP Barisan Muda PAN, Anggota MPP DPW PAN Yogyakarta.

Sebelum mendapat kursi di Senayan, tokoh muda PAN ini juga  pernah menjadi calon Wali Kota Yogyakarta pada 2011, berpasangan dengan Tri Harjun Ismaji. Namun, pria kelahiran Chicago, Amerika Serikat, 9 September 1979 silam ini gagal.

Hanafi Rais yang merupakan lulusan S1 Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan S2 Kebijakan Publik, National University of Singapore (NUS), Singapura, kini menlanjutkan perjalanan politiknya kembali.

Wakil Ketua Umum PAN ini, mencalonkan dirinya kembali sebagai caleg PAN dengan nomor urut satu, di Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (meliputi Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta).

2. Hanum Salsabiela Rais

Hanum RaisHanum Rais putri kedua Amien Rais. (Foto: Instagram/Hanum Rais)
Hanum Salsabiela Rais merupakan anak kedua Amien Rais. Ia dikenal sebagai penulis buku Berjalan di Atas Cahaya dan 99 Cahaya di Langit Eropa, yang kemudian diadaptasi menjadi film 99 Cahaya di Langit Eropa dan 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2.

Tidak seperti kakaknya yang punya karir politik sejak awal, Hanum yang lahir di Yogyakarta, 12 April 1982 ini lebih dikenal sebagai jurnalis dan presenter di salah satu televisi swasta di Indonesia.

Bahkan, Hanum tak punya latar belakang pendidikan politik karena merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) yang bergelar Dokter Gigi di Universitas Gajah Mada.

Ketertarikan Hanum dalam dunia politik mulai terlihat saat ia mengungkapkan keinginannya untuk Ustaz Abdul Somad (UAS) menjadi cawapres Prabowo Subianto. Ia menuturkan soal sosok UAS yang menjadi harapan untuknya mengganti presiden 2019.

"Sebab, setelah Ijtima Ulama merekomendasikan nama UAS, rasanya langsung adem lerem merembes di hati. Kita mendapat secercah harapan untuk 2019 ganti presiden," ujarnya dalam Indonesia Lawyer Club (ILC) di tvOne, Selasa, (7/8).

Hanum pun kembali mendapat sorotan setelah videonya viral menangis membela tersangka kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Dalam video itu, Hanum mengutuk pelaku penganiayaan dan menyebut Ratna sebagai sosok Cut Nyak Dien dan Kartini masa kini.

"Beliau buat saya adalah Cut Nyak Dien masa kini," ucapnya sambil menangis.

Mengikuti karir politik kakak pertama dan juga ayahnya, Hanum yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris dalam Pengurus Harian DPW PAN DIY ini pun kini akan mulai menjajaki dunia politik menjadi calon legislatif DPRD DIY di daerah pemilihan (dapil) Sleman.

3. Ahmad Mumtaz Rais

Ahmad Mumtaz RaisAhmad Mumtaz Rais putra ketiga Amien Rais. (Foto: Instagram/@mumtaz.futri)

Ahmad Mumtaz Rais, anak ketiga Amien Rais kembali unjuk gigi pada Pileg 2019. Tapi kini ia mencalonkan diri menjadi calon anggota DPRD Provinsi DIY di Dapil Kulonprogo.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PAN ini pernah duduk menjadi anggota DPR periode 2009-2014.

Saat itu, Mumtaz yang maju dari Partai Amanat Nasional berhasil menangkan suara, mewakili dapil Jawa Tengah VIII. Ia kemudian menjadi anggota Komisi VI membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM dan BUMN, dan Standardisasi Nasional.

Mumtaz diketahui adalah seorang lulusan Sarjana Fakultas Ekonomi UGM. Pria kelahiran 17 September 1983 ini juga merupakan menantu dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, karena telah menikahi Futri Zulya Savitri anak dari Mantan Menteri Kehutanan tersebut.

Untuk Pileg 2019, Mumtaz akan menjadi calon dari Dapil Jawa Tengah VI yang meliputi Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Purworejo, Temanggung, dan Wonosobo.

4. Ahmad Baihaqy Rais

Ahmad Baihaqy RaisAhmad Baihaqy Rais anak ke-5 sekaligus bungsu Amien Rais. (Foto: Instagram/ @selmadena)
Ahmad Baihaqy Rais merupakan anak kelima sekaligus bungsu dari Amien Rais dan Kusnariyati Sri Rahayu. Tidak terdengar rekam jejaknya di dunia politik, ternyata Haqy Rais dikabarkan akan maju di Pileg 2019.

Nama Haqy dikenal publik lantaran kisah cintanya yang menjadi viral bersama sang istri Selmandena, bukan jejak karir politiknya. Latar belakang Haqy pun hingga kini tak terekspos sebelumnya.

Haqy, disebut-sebut akan menjadi calon legislatif DPRD DIY dari PAN. Hanya saja, ditempatkan di dapil Kulonprogo.

Dinasti Politik?

Pengamat Politik Pangi Syarwi ChaniagoPengamat Politik dan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago. (Foto: Dokumentasi Pribadi/ Pangi Syarwi Chaniago)
Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai memang ada indikasi Mantan Ketua MPR itu, untuk membangun dinasti politik dengan melihat keempat anaknya maju sebagai calon legislatif dari partai yang dibesarkannya itu.

"Sepertinya sedang membangun dinasti, bahwa walaupun itu bagian membangun trah Amien Rais di PAN, karena saham PAN ada di Amien juga," ungkapya kepada Tagar News saat dihubungi di Jakarta, Selasa (9/10).

Sebenarnya, menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini tak ada salahnya dengan sebuah dinasti politik dalam kepartaian. Karena tidak bisa melarang seseorang untuk berpolitik, terlebih setiap partai punya juga dinasti politik.

Akan tetapi, ia mengingatkan bahwasanya dinasti politik akhirnya cenderung dipakai kepentingan memperkaya diri.

"Dinasti itu adalah politik dalam keluarga, dan dimana pun tidak ada yang salah. Tapi dinasti itu cenderung korup dan nepotisme itu. Banyak dinasti itu tetap ujungnya korup," ucap Pangi.

Menurut Pangi, dinasti politik juga dilakukan partai lain, isalnya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Puan Maharani, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhyono (SBY) dengan Agus Harmurti Yudhoyono, juga Ketua Umum PKB dulu Gus Dur dengan Yenny Wahid.

Namun, memang tak masalah selama mereka punya track record yang jelas. Pasalnya, menjadi sebuah kesalahan, ketika anak-anak atau keturunannya tak punya kapasistas lalu diberikan jabatan politik kursi caleg nomor satu tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

"Apalagi dinasti yang salah, anaknya tidak punya pengalaman, diberikan jabatan politik, kursi caleg nomor satu tapi tidak bisa berbuat apa-apa," urai Pangi.

Meski terlihat sedang membangun sebuah dinasti politik, ia tak memungkiri jejak rekam anak-anak Amien Rais yang mumpuni dalam dunia politik. Lantaran melihat ayahnya yang merupakan politikus senior.

"Anak-anak Amien Rais ini memang sangat senang dalam politik, punya kepiawaian, dan sangat memahami pendidikan politik, pelayanan politik jadi bukan anak elite dipaksa pejabat, karena kesadaran dari mereka sendiri," beber Pangi.

"Bakat anaknya memang ada, Hanum, Hanafi dalam politik karena bakat itu tidak bisa dipaksakan, yang turunnya dari alamiah," sambungnya.

Jika seorang Amien membangun dinasti politik, Pangi menerangkan Amien akan menanggung segala resikonya. Karena dinasti politik bagaimanapun merusak tatanan demokrasi, merusak kaderisasi partai, karena cenderung menimbulkan kecemburuan, konflik di dalam kepartaian, dan menunjukan trah Amien yang semakin feodal.

"PAN memang milik Amien Rais, tapi tidak boleh juga memprioritaskan keluarganya, yang harus dipikirkan kelompok orang banyak, tidak hanya keluarga," tandasnya. []

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.