Elektabilitas Melorot, PSI Dianggap Pakai Visi dan Misi Tidak Disukai Publik

PSI dinilai telah menggembor-gemborkan visi-misi yang tidak disukai publik.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberikan penghargaan Kebohongan Award Awal Tahun 2019 kepada pasangan capres dan cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Diikuti politikus Partai Demokrat Andi Arief. (Foto: Tagar/Nuranisa Hamdan Ningsih)

Jakarta, (Tagar 5/4/2019) - Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, menilai Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah menggembor-gemborkan visi-misi yang tidak disukai publik. Akibatnya, elektabilitas partai itu dalam sejumlah survei melorot.

Dari sejumlah lembaga survei nasional, pencapaian PSI dinilai kurang dalam poin tingkat keterpilihan. Partai yang mencitrakan diri sebagai partai milenial itu dianggap telah salah strategi.

"PSI mengambil visi dan misi yang belum tentu disukai khalayak ramai," kata Rully setelah pengumuman hasil survei lembaganya di Jakarta, dikutip Antara, Jumat (5/4).

Berdasar hasil survei LSI Denny JA, PSI yang digadang-gadang sebagai partai alternatif itu hanya meraih 0,2 persen, jauh dari ambang batas parlemen empat persen.

Partai yang dipimpin Grace Natalie itu dinilai terlalu berani bermain isu yang sangat sensitif yang memengaruhi suara mayoritas pemilih, yakni isu penghapusan perda syariah dan poligami. "Kita tahu, pemilih Indonesia 90 persen muslim," kata Rully.

Baca juga: Tiga Gagasan PSI Paling Ramai Dibicarakan Masyarakat

Rully memahami isu penghapusan perda syariah dan poligami merupakan strategi PSI untuk meraup ceruk pemilih minoritas. Namun, melihat elektabiltas PSI yang masih nol koma, upaya tersebut pun gagal.

"Pemilih nonmuslim ini kan belum tentu semuanya memilih PSI. Pemilih minoritas ini kan sudah merapat ke partai lama, salah satunya PDIP," kata Rully.

Sebagai partai baru, lanjut Rully, sebenarnya PSI memiliki diferensiasi dengan parpol-parpol lain. Namun, diferensiasi ini belum bisa mengangkat elektabilitas PSI sampai saat ini.

"PSI belum bisa meyakinkan publik bahwa PSI bisa menjadi (alat) perubahan. Ini butuh proses," ujarnya.

Selain PSI, menurut survei LSI Denny JA, partai yang terancam tidak lolos ke parlemen ialah PBB (0,2 persen), PKPI (0,1 persen), Partai Garuda (0,1 persen), dan Berkarya (0,7 persen).

Sementara yang masih belum aman PAN (3,1 persen), PKS (3,9 persen), PPP (2,9 persen), Nasdem (2,5 persen), dan Perindo (3,9 persen).

Sedangkan parpol yang potensial lolos ke Senayan adalah PDIP 24,6 persen, Gerindra 13,4 persen, Golkar 11,8 persen, Partai Demokrat 5,9 persen, dan PKB 5,8 persen.

Survei LSI Denny JA itu dilakukan pada 18-26 Maret 2019 dengan menggunakan metode multistage random sampling yang melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi. Survei tersebut menggunakan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dengan "margin of error" +/- 2,8 persen.

Baca juga: Partai Berkarya, Seberapa Besar Peluang Lolos Ambang Batas 4 Persen?

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.