Ekspor Indonesia Turun 14,29% pada Bulan Januari 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Januari 2022 mencapai 19,16 miliar dolar AS atau turun 14,29%
Ilustrasi: Seorang pekerja berjalan di atas tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, 22 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Januari 2022 mencapai 19,16 miliar dolar AS atau turun 14,29% dibandingkan Desember 2021. Sasmito Madrim melaporkannya untuk VOA.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan ekspor Indonesia pada Januari 2022 mengalami penurunan dibandingkan Desember 2021, namun lebih tinggi jika dibandingkan Januari 2021. Rinciannya non-migas sebesar 18,26 miliar dolar AS dan migas sebesar 0,9 miliar dolar AS.

Komoditas yang mengalami penurunan terbesar yaitu bahan bakar mineral, sedangkan yang mengalami peningkatan yaitu biji logam, terak, dan abu.

"Kalau kita secara bulanan, ekspor kita turun dari 22,36 miliar dolar AS jadi 19,16 miliar dolar AS atau turun 14,29%," kata Setianto dalam konferensi pers daring, 15 Februari 2022.

Setianto menambahkan ekspor nonmigas Januari 2022 terbesar adalah ke Tiongkok senilai 3,51 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 2,56 miliar dolar AS, dan Jepang 1,51 miliar dolar AS. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar 3,34 miliar dolar AS dan 1,7 miliar dolar AS.

SetiantoDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto (Foto: voaindonesia.com/VOA/Screenshot)

Sementara provinsi asal barang terbesar berasal dari Jawa Barat dengan nilai 3,11 miliar dolar AS (16,21%), diikuti Jawa Timur 1,88 miliar dolar AS (9,81%), dan Riau 1,73 miliar dolar AS (9,05%).

"Impor Januari 2022 secara bulanan mengalami penurunan 14,62%. Atau pada Desember 2021 sebesar 21,35 miliar dolar AS jadi 18,23 miliar dolar AS," tambahnya.

Komoditas impor yang mengalami penurunan yaitu produk farmasi, sedangkan yang mengalami peningkatan adalah serealia. Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2022 adalah China 5,85 miliar dolar AS (36,55%), Jepang 1,39 miliar dolar AS (8,67%), dan Thailand 0,93 miliar dolar AS (5,84%).

Grafis perkembangan ekspor IndonesiaGrafis perkembangan ekspor Indonesia (Foto: voaindonesia.com/BPS)

INDEF: Kenaikan Impor Dapat Picu Defisit

Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, menyoroti kenaikan persentase impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor secara tahunan. Adapun persentase ekspor Januari 2022 naik sebesar 25,31%, sedangkan persentase impor naik 36,77% dibandingkan Januari 2021. Menurut Heri, kondisi ini dapat mendorong defisit neraca perdagangan jika dibiarkan terus pemerintah.

"Secara umum performa ekspor kita belum banyak mengalami perubahan strukturnya. Dan tadi peningkatan impornya lebih besar secara tahunan. Ini yang perlu diperhatikan supaya ekspornya lebih besar dari impor," jelas Heri kepada VOA, 15 Februari 2022.

Heri menambahkan pemerintah bisa menggenjot kembali ekspor nonmigas dengan membuka pasar di negara-negara tujuan yang baru. Kata dia, pemerintah juga perlu mencari pasar baru untuk produk-produk dengan nilai tambah seperti nikel yang sedang digarap pemerintah.

Namun, ia mengingatkan pemerintah agar tetap mengantisipasi dampak gugatan yang diajukan Uni Erpa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel (sm/em)/voaindonesia.com. []

Ekspor Indonesia Meningkat 53,35 % pada Oktober 2021

Dukung UMKM, Shopee Indonesia Gandeng Sekolah Ekspor

Physical Distancing Ganggu Kinerja Ekspor Indonesia

Ekspor Indonesia Naik, Meski Perdagangan Global Babak Belur

Berita terkait
Menteri BUMN Lepas Ekspor 130 Ton Kopi Indonesia ke Mesir
Menteri BUMN Erick Thohir melepas ekspor kopi perdana 2022 dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) (PT PPI) sebanyak 130 ton ke Mesir.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.