Ekonomi Tertekan, Sri Mulyani Ekspansi Fiskal 2021

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tertekan sangat dalam imbas pandemi Covid-19.
Warga berbelanja di salah satu toko di Pasar Baru, Jakarta, Senin, 6 Juli 2020. Berdasarkan Survei Bank Indonesia (BI), optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi membaik dengan ditandainya kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari posisi 77,8 pada Mei 2020 menjadi 83,8 pada Juni 2020. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra/hp)

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tertekan sangat dalam imbas pandemi Covid-19. Sehingga, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 mengalami revisi dari Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PKEM PPKF).

"Tekanan di kuartal kedua sangat dalam," ujar Sri Mulyani Indrawati seperti dikutip Tagar dalam kemenkeu.go.id, Minggu, 16 Agustus 2020.

Pada awalnya, perkirakan pertumbuhan ada di kisaran minus 0,4 persen sampai dengan 2,3 persen. Namun, melihat realisasi kuartal II dan angka pada Juli perkiraan pertumbuhan ekonomi 2020 ada di range minus 1,1 hingga 0,2 persen, bergeser ke arah negatif atau mendekati 0.

Proyeksi tersebut, kata dia terlihat pada konsumsi rumah tangga yang mengalami tekanan cukup dalam dan diperkirakan ada di dalam pertumbuhan antara minus 1,3 hingga 0 persen. Sedangkan untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan investasi juga masih di dalam kisaran zona negatif minus 4,2 minus hingga minus 2,6 persen.

Seiring dengan tekanan yang luar biasa di perekonomian global, ekspor dan impor juga mengalami tekanan atau masih berada dalam zona negatif yaitu untuk ekspor minus 5,6 persen hingga minus 5,4 persn dan untuk impor minus 10,5 persen hingga minus 8,4 persen.

Dengan ketidakpastian pada 2020 yang masih akan terus berlangsung hingga akhir tahun, maka proyeksi ekonomi tahun depan, kata dia masih sangat tergantung pada keberhasilan penanganan Covid-19.

Ia menuturkan faktor-faktor untuk kuartal ketiga harus betul-betul diusahakan tidak hanya tergantung dari pemerintah. Meskipun pemerintah merupakan pemegang peran yang cukup besar di dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN).

"Terutama pada efektivitas penanganan dari masyarakat dengan disiplin protokol kesehatan, ketersediaan atau penemuan vaksin dan ketersediaan vaksin tahun 2021, juga dukungan ekspansi fiskal tahun 2021 yang masih akan tetap dilakukan dengan melanjutkan program PEN baik dari sisi demand dan supply serta akselerasi reformasi terutama untuk mendorong produktivitas daya saing dan iklim investasi," tuturnya.

Perekonomian Indonesia juga akan sangat dipengaruhi oleh prospek pertumbuhan ekonomi dunia. Menurutnya pada kuartal ketiga akan banyak revisi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional. Karena, menurut dia 2021 nampak masih akan sangat tergantung juga pada penanganan Covid-19 dan apakah terjadi secondwave Covid-19.

Dengan ketidakpastian ini, pemerintah akan terus menggunakan instrumen kebijakan yang dimiliki secara maksimal. Koordinasi kebijakan fiskal moneter pun harus dijaga untuk bisa menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan pemulihan ekonomi serta dapat menciptakan stabilitas terutama kepada instrumen-instrumen yang penting seperti surat berharga negara pasar saham maupun nilai tukar.

Burden sharing antara fiskal dan moneter selama ini, kata Sri Mulyani sudah memberikan confidence dan cukup memberikan kontribusi terhadap sentimen positif di pasar surat berharga negara.

"Akan tetap kita jaga kredibilitasnya pada tahun depan dengan pemahaman bahwa situasi ini memang sangat eksepsional namun kita tetap hati-hati untuk membangun fundamental dan kembali kepada track pertumbuhan ekonomi yang sehat," ucapnya. []

Berita terkait
Begini Cara Kemenkeu Kejar Pertumbuhan Ekonomi
Wamenkeu Suahasil Nazara mengatakan pemerintah akan memaksimalkan cara untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Kemenkeu Persiapkan SKB, Peserta CPNS Harus Cek Ini
Kemenkeu mempersiapkan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) untuk rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kemenkeu.
Kebijakan Fiskal 2021 Langkah Jokowi Pulihkan Ekonomi
Jokowi mengatakan, Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang menjadi bencana kesehatan dan kemanusiaan pada abad ini.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.