Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan pemerintah akan memaksimalkan cara untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Salah satu caranya dengan mempercepat belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan mempersiapkan estimasi pencairan anggaran per bulan.
“Kemenkeu siap mengadakan cash-nya dan kegiatan harus berjalan semua, apalagi kegiatan berupa padat karya, perlindungan sosial, UMKM," ujar Suahasil Nazara seperti dikutip Tagar dalam kemenkeu.go.id, Kamis, 13 Agustus 2020.
Menurut dia selama ini pemerintah dinilai lamban untuk membelanjakan anggaran. Terbukti, kata Suahasil angka penyerapan anggaran di enam sektor utama Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih kecil.
Adapun rincian penyerapan anggaran PEN, di antaranya sektor kesehatan menyerap 7,93 persen, perlindungan sosial 42,31 persen, sektoral dan pemerintah daerah 8,01 persen, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 26,33 persen, pembiayaan korporasi 0 persen, dan insentif usaha 13,43 perden.
Situasi pandemi Covid-19, menurutnya memang menuntut pemerintah menyerap seluruh defisit yang disiapkan, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya Kementerian/Lembaga diminta berhemat, kali ini pemerintah ingin belanja pemerintah sebesar Rp 2.739,2 triliun dapat terealisasi seluruhnya.
Hal tersebut, tidak lain untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal tiga dan kuartal empat 2020. “Sekarang dalam mode mengejar pencairan”, tuturnya.
Pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020, total defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disiapkan oleh pemerintah sebesar Rp 1.039,2 triliun atau 6,34 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Penyesuaian Postur APBN 2020 mendukung langkah kebijakan ekonomi di tengah pandemi dengan pelaksanaan program kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). “Penambahan defisit harus dijalani, ketika menjalani defisit itu ternyata belanja tidak selalu mudah," tuturnya.