TAGAR.id, Jakarta - Ancaman krisis ekonomi global semakin nyata di depan mata, tandanya bukan hanya karena Sri Lanka yang saat ini tengah mengalami krisis ekonomi terburuk dalam sejarah sehingga menyebabkan negara itu bangkrut.
Namun, eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina yang makin menekan sehingga mengakibatkan kenaikan harga energi dan pangan.
Kesemuanya ini diperparah karena saat ini inflasi di Amerika Serikat dan beberapa nagera maju sangat tinggi sehingga terjadi pengetatan kebijakan moneter dan juga pandemi Covid-19 yang belum usai.
Saat ini ironi yang terjadi di dunia akibat ancaman krisis ekonomi global ini adalah negara-negara maju dan negara-negara kaya terus mengeluh soal stagflasi dan risiko resesi.
Anggota DPD RI atau Senator DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, sebagai negara dengan potensi ekonomi yang besar, Indonesia saat ini dan ke depan harus semakin konsisten mengimplementasikan ekonomi Pancasila.
Hal ini bertujuan agar bisa bertahan di tengah ancaman krisis ekonomi global yang sudah di depan mata. Selain karena situasi geopolitik dan pandemi.
- Baca Juga: PM Sri Lanka Mundur Saat Krisis Ekonomi Terburuk
- Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut hingga Kekurangan Pasokan BBM
Ancaman krisis ekonomi global yang terjadi saat ini juga karena tujuan berekonomi dunia didominasi hanya untuk mencapai efisiensi dalam produksi dan konsumsi barang-barang material serta mengesampingkan keadilan.
Sementara tujuan berekonomi versi Ekonomi Pancasila adalah memenuhi tujuan efisiensi sekaligus keadilan.
“Kekuatan Ekonomi Pancasila itu terletak pada dimensi keadilan yang menjadi tujuan berekonomi. Dimensi keadilan inilah yang saat ini tidak dipraktikkan dalam ekonomi global sehingga jika ada gejolak, ekonomi dunia menjadi rentan," ucapnya.
Ia juga mengatakan ekonomi dunia saat ini mengutamakan kemakmuran orang-seorang, bukan kemakmuran seluruh warga dunia sehingga pondasinya rapuh.
"Padahal keadilan dan pemerataanlah yang membuat ekonomi tumbuh dan tahan akan krisis. Oleh karena itu, saat ini dan kedepan, bangsa ini harus semakin konsisten mengimplementasikan ekonomi Pancasila agar bisa bertahan di tengah ancaman krisis ekonomi global yang sudah di depan mata ini,” ujar Fahira Idris.
Menurut Fahira, yang membuat Ekonomi Pancasila mampu bertahan dari ancaman krisis ekonomi global dikarenakan baik secara filosofis maupun implementasinya mengandung prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, dan demokrasi ekonomi yang semuanya diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan dan keadilan.
- Baca Juga: Sri Lanka Terpaksa Lakukan Pemadaman Listrik Bergilir
- Baca Juga: Presiden Sri Lanka Mengajak Oposisi Berkuasa
Contoh sederhananya adalah jika Indonesia mempunyai sumber daya alam yang langka atau terbatas maka alokasinya harus dimanfaatkan secara rasional sehingga mencapai hasil yang maksimal bagi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi seluruh rakyat Indonesia.
“Saat ini ironi yang terjadi di dunia akibat ancaman krisis ekonomi global ini adalah negara-negara maju dan negara-negara kaya terus mengeluh soal stagflasi dan risiko resesi," katanya.
Sementara negara-negara lain terutama negara sedang berkembang kelelahan memutar otak bagaimana masyarakatnya bisa bertahan hidup akibatnya tingginya harga pangan dan energi. Jangan sampai situasi seperti ini terjadi di Indonesia. []