Ekonomi Moskow Mengalami Kontraksi Terhebat Sejak 1994

Ekonomi Rusia berada di jalur untuk berkontraksi lebih dari 10% pada tahun 2022, penurunan terbesar dalam produk domestik bruto sejak 1991
Seorang pria berjalan melewati papan yang menunjukkan nilai tukar mata uang euro terhadap rubel Rusia di sebuah jalan di Saint Petersburg, Rusia, 25 Februari 2022 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Anton Vaganov)

TAGAR.id, Moskow, Rusia – Mantan Menteri Keuangan Ekonomi Rusia, Alexei Kudrin, 12 April 2022, mengatakan ekonomi negaranya berada di jalur untuk berkontraksi lebih dari 10% pada tahun 2022, penurunan terbesar dalam produk domestik bruto sejak tahun-tahun setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Rusia menghadapi inflasi yang melonjak dan pelarian modal asing sambil bergulat dengan kemungkinan gagal bayar utang setelah Barat memberlakukan sanksi yang melumpuhkan. Sanksi itu dimaksudkan untuk menghukum Presiden Vladimir Putin karena mengirim puluhan ribu tentara Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Kementerian Ekonomi dan Keuangan Rusia saat ini sedang mengerjakan sejumlah asumsi baru, kantor berita negara RIA mengutip Kudrin, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Kamar Audit. "Perkiraan resmi akan lebih dari sekitar 10 persen kontraksi," kata Kudrin, yang menjabat sebagai menteri keuangan Putin 2000-2011, menurut RIA.

Prakiraan pemerintah Rusia sebelumnya memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 3% tahun ini setelah ekonomi tumbuh sebesar 4,7 persen pada 2021.

Sebuah sumber yang dekat dengan pemerintah Rusia yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada Reuters bahwa Kementerian Ekonomi memproyeksikan kontraksi PDB antara 10% dan 15% tahun ini.

Kontraksi 10% akan menjadi penurunan terbesar dalam produk domestik bruto sejak 1994. Ini menurut data Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. Bank Dunia bulan ini memperkirakan output PDB Rusia akan turun 11,2% pada tahun ini.

Analis yang disurvei Reuters pada akhir Maret memiliki perkiraan rata-rata kontraksi PDB 2022 sebesar 7,3%, memprediksi kenaikan inflasi hingga hampir 24%, tertinggi sejak 1999.

Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertindak untuk membela orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina dari penganiayaan.

Ukraina mengatakan sedang berjuang melawan perampasan tanah gaya kekaisaran dan menolak klaim genosida Putin sebagai omong kosong (ah/rs)/Reuters/voaindonesia.com. []

Sanksi yang Bertubi-tubi Diprediksi Akan Runtuhkan Ekonomi Rusia

Jepang dan Australia Kembali Jatuhkan Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia

Rusia Hadapi Tekanan Diplomatik dan Ekonomi

Rusia Sudah Didepak dari Sistem Perbankan Global SWIFT

Berita terkait
Sanksi yang Bertubi-tubi Diprediksi Akan Runtuhkan Ekonomi Rusia
Dalam jangka panjang perekonomian Rusia diperkirakan akan sulit bertahan dalam menghadapi serangan sanksi terkoordinasi bertubi-tubi dari Barat