Jakarta - Pemain gitar legendaris dunia, Eddie Van Halen, tutup usia pada Selasa, 6 Oktober 2020 waktu setempat setelah berjuang melawan penyakit kanker mulut dan tenggorokan yang dideritanya. Pria berdarah Indonesia itu dikenal sebagai gitaris fenomenal yang menginspirasi banyak orang termasuk Paul Gilbert.
Eddie Van Halen lahir pada tahun 1955 di Amsterdam dan dibesarkan di Pasadena, California. Ia merupakan putra dari pasangan Jan Van Halen, seorang pemain saksofon Belanda yang memiliki keturunan Swedia, dan Eugenia van Beers, seorang Eropa-Indonesia (Indo), dari Rangkasbitung (Banten).
Bersama dengan saudara laki-lakinya Alex, bassis Michael Anthony dan penyanyi David Lee Roth, ia mendirikan sebuah grup musik yang diberi nama Van Halen pada tahun 1974. Kala itu, band baru tersebut kerap bermain di klub-klub di kawasan Barat Hollywood.
Empat tahun berselang, grup band Van Halen menuai kesuksesan besar di kancah rock sewaktu meluncurkan album debut self-titled mereka pada tahun 1978. Album itu sukses terjual lebih dari 10 juta kopi dan melambungkan nama mereka.
Van Halen begitu sukses di masa depan dengan berhasil menjual lebih dari 80 juta rekaman di seluruh dunia dengan lima album multi-platinum. Popularitas grup tersebut, tak lepas dari permainan gitar Eddie Van Halen yang begitu inovatif dan mencengangkan.
Musisi legendaris Paul Gilbert mengaku terpengaruh oleh gaya permainan gitar dari gitaris berdarah Indonesia, Eddie Van Halen. (Foto: Tagar/Eno Suratno Wongsodimedjo)
Gitaris grup band Mr. Big, Paul Gilbert, menuturkan bahwa Eddie merupakan inspirasinya dalam bermain gitar. Hal itu ia sampaikan sewaktu datang ke Indonesia pada 2019 lalu dalam sebuah wawancara bersama Tagar.
Dalam berbagai kesempatan, Paul Gilbert memang mengaku bahwa ada banyak gitaris-gitaris dari seluruh dunia yang telah menginspirasinya merangkai nada dalam bermain gitar.
Ketika ditanya apakah ada gitaris asal Indonesia yang ikut mempengaruhi gaya permainannya, Paul Gilbert secara eksplisit menyebut nama pemain gitar berdarah Banten, Eddie Van Halen, sebagai sosok pemain gitar yang paling berpengaruh baginya.
"Sebenarnya, pemain gitar yang paling mempengaruhi permainan gitar saya memang berasal dari Indonesia. Eddie Van Halen," kata Paul Gilbert, pada Sabtu malam, 7 Desember 2019.
"Eddie berasal dari Indonesia kan?, ibunya berdarah Banten kalau tidak salah. Salah satu daerah di Indonesia," kata dia lagi.
Gitaris rock Eddie Van Halen. (Foto: Instagram/eddievanhalen)
Kabar Eddie Van Halen mengidap kanker mulai mencuat pada Oktober 2019 lalu. Saat itu, sebuah sumber menyebutkan jika pendiri grup band Van Halen itu sampai berobat hingga ke Jerman untuk menyembuhkan penyakitnya.
Eddie dikabarkan berusaha mengobati penyakit kanker mulut dan tenggorokan yang telah diidap selama bertahun-tahun tersebut secara diam-diam dan sengaja merahasiakannya agar tidak diketahui publik.
Pada Selasa, 6 Oktober 2020, Eddie Van Halen dikabarkan meninggal dunia dalam usia 65 tahun. Berita tersebut dikonfirmasi oleh anaknya, Wolfgang Van Halen lewat sebuah pernyataan di media sosial Twitter.
Ia mengatakan bahwa sang ayah telah berjuang keras melawan kanker, namun takdir berkata lain. Gitaris legendaris bernama lengkap Edward Lodewijk Van Halen itu wafat meninggalkan banyak kenangan manis bagi Wolfgang.
"Saya tidak percaya saya harus menulis ini, tetapi ayah saya, Edward Lodewijk Van Halen, telah kalah dalam pertempuran yang panjang dan sulit melawan kanker pagi ini," kata Wolfgang, dikutip Tagar pada Rabu dini hari, 7 Oktober 2020.
"Dia adalah ayah terbaik yang pernah saya minta. Setiap momen yang saya bagikan dengannya di dalam dan di luar panggung adalah sebuah hadiah," kata dia.
Meninggalnya sang ayah, kata Wolfgang, merupakan kehilangan besar dalam hidupnya, Ia mengaku bakal kesulitan menghapuskan rasa kehilangannya atas wafatnya Eddie Van Halen yang begitu ia cintai.
- Baca juga: Gaya Main Paul Gilbert Terpengaruh Gitaris Indonesia
- Baca juga: Gitaris Eddie Van Halen Meninggal Dunia dalam Usia 65 Tahun
"Hatiku begitu hancur dan tidak akan pernah bisa pulih sepenuhnya atas kehilangan ini. Aku begitu mencintaimu, Ayah," ujar Wolfgang. []
