Dunia Maya Bukan Medan Perang, Tapi Ajang Gaulnya

Baginya pribadi, dunia maya bukanlah tempat mengekspresi emosi. Ia jadikan internet sebagai ajang gaul dan candanya semata.
Kini, modal sedikit rupiah untuk beli kuota internet, orang hanya butuh sekian menit untuk melancarkan ujaran kebencian. Bahkan bisa dilakukan sambil jongkok santai di wc rumah kontrakan. (Gilang)

Jakarta, (Tagar 3/7/2018) - Zaman milenial sekarang ini, siapa pun menikmati kemajuan teknologi. penggunaan internet bahkan sudah merata di seluruh dunia, termasuk di Indonesia tentunya. 

Indonesia memiliki netizen aktif sebanyak 123 juta. paling tidak, itulah yang terdaftar menurut Kemenkominfo. Dengan jumlah sebanyak itu, dengan tingkat demokrasi nomor dua setelah Jepang di Asia, maka netizen Indonesia dinobatkan sebagai pengguna internet yang aktif dan bebas mengutarakan pendapatnya.

Tak hanya pendapat, tentunya. Caci maki, fitnah dan ujaran kebencian juga menempati posisi cukup tinggi di negeri ini. 

Dulu, siapa berani memaki, mencibir, menghina keluarga pejabat? Kini, hanya bermodal sedikit rupiah untuk beli kuota internet, orang hanya butuh sekian menit untuk melancarkan ujaran kebencian. Bahkan itu bisa dilakukan sambil duduk atau jongkok santai di wc rumah petak sewaan. 

Siapa pun  bisa bicara apa pun di dunia maya. termasuk menghina anak seorang Presiden. Termasuk -dan terlebih lagi- pada anak Presiden Joko Widodo, Gibran. Baginya pribadi, dunia maya bukanlah tempat mengekspresi emosi. Ia jadikan internet sebagai ajang gaul dan candanya semata.

Minyak Babi di Martabaknya

Salah satu cibiran yang dilontarkan oleh netizen kepada Gibran adalah ketika usaha penganan martabaknya, Markobar, diisukan mengandung  minyak babi. Ia pun direndahkan karena lulusan sekolah luar negeri hanya berjualan martabak. Fitnah terhadapnya dilayangkan salah satunya oleh akun twitter @Investigator_JR

"Hati-hati makan markobar mengandung minyak babi," begitu isi fitnah dalam akun twitter tersebut. Akun tersebut tak menyertakan bukti dalam tuduhan tersebut. Namun Gibran menangapi sindiran tersebut dengan tidak emosi.

"Kalau kamu suka martabak berminyak babi ya makan saja, tak ada yang melarang," tulisnya menjawab pertanyaan netizen.

Akun tersebut juga meminta Gibran menyerahkan sertifikat halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membuktikan bahwa markobar miliknya bebas minyak babi.

Melalui akun @Chili_Pari, Gibran menuliskan kalimat sedehana, "Saya sedang menyimak twit2 cerdas dari rekan saya @Investigator_JR," tulisnya.

Sikap dari anak sulung Presiden Joko Widodo tersebut, mengundang kagum karena dinilai dewasa dalam menyikapi tuduhan serius yang menimpanya. Padahal, beberapa netizen meminta Gibran untuk melakukan balasan atau tindakan. Namun Gibran tidak ambil pusing dengan tuduhan seperti itu.

Belum lama ini, ada seorang yang mengungkit tentang haters dengan memention akun Gibran @Chilli_Pari.

"@Chilli_Pari Assalamu'alaikum. Kenapa Mas Gibran me-retweet status2 yg berisi bully gitu. Salut..Mas Gibran punya cara unik hadapi haters..," tulis akun Twitter @leeivy509.


Siapa sangka kicauan tersebut direspon oleh Gibran.
"Haters yg mana? Gak ada haters di sini," jawab Gibran di akun resminya.

Ayahnya Dicari Kecebong
Ada hal yang menarik dari beberapa twitt Gibran, yaitu ketika dia memention sang ayah di akun @jokowi dengan gambar kecebong. "Pak @jokowi ada yang nyari nih," tulis Gibran. Kecebong adalah istilah para haters di media sosial untuk pendukung Jokowi.

Kicauan anak sulung Jokowi itu ternyata menarik perhatian dari pengguna twitter lain. Bahkan mereka menyebut cara Gibran unik dan menghibur. Meski begitu, pesan perlawanannya tetap sampai.

Gibran bukan tak pernah meradang. Satu kali, ia tersulut soal jaket yang dikenakan ayahnya. Saat itu penampilan Jokowi yang mengenakan jaket jeans dengan beberapa hiasan itu terlihat menarik dan unik.

Jaket jeans itu diketahui karya Benhard Suryaningrat yang harganya mencapai Rp 4 juta. Pada bagian belakang jaket, tampak susunan tulisan Indonesia dengan berbagai motif yang mewakili budaya. Sedangkan pada bagian depan, ada peta Indonesia berwarna merah putih.

Tetapi siapa sangka, peta Indonesia pada bagian depan jaket ini menjadi sorotan.  Seperti salah satu foto yang diunggah oleh akun Instagram @sr23_official, Jokowi disebut bangga memperlihatkan Indonesia terbelah hanya gara-gara jaketnya tidak terkancing.

Berikut respons Gibran soal unggahan penghina jaket Jokowi seperti dikutip dari Instagram @chillipari.

"Sempat emosi pas liat postingan @sr23_official dan @pencitraan.tv tentang jaket yg kemarin dipakai ke sukabumi. Bukan karena orang tua saya dihina tapi karena mereka sudah melecehkan karya anak bangsa. Mereka sudah menghina kerja keras @nevertoolavish. Ini brand lokal lho, kalo bukan kita yg beli/dukung siapa lagi? Ini jaketnya dilukis oleh seniman lokal. Hasil kerja keras dan keringat anak bangsa. Benci boleh. Mau bikin hashtag #2019gantipresiden silahkan. Tapi jangan menghina hasil karya teman saya. Saya berharap @nevertoolavish juga memberikan klarifikasi biar para pembenci tahu makna dari gambar2 di jaket ini. Saya membuat postingan ini bukan biar @pencitraan.tv dan @sr23_official dibully, tapi saya sendiri merasakan bagaimana susahnya membangun dan membesarkan sebuah brand," begitulah keterangan foto yang ditulis Gibran.

Melihat ayahnya menjadi cibiran dari akun instagram tersebut, tak biasanya Gibran menunjukkan perasaan marahnya tersebut. Ia mengungkapkan kekesalannya bukan soal ayahnya dihina, tetapi karena sudah melecehkan karya anak bangsa yang sudah bekerja keras.
Respon Gibran mengundang komentar dikarenakan warganet merasa heran dengan unggahan pengguna akun Instagram @sr23_official itu.

Berikut beberapa komentar warganet mengenai unggahan Gibran:
"@chillipari sepakatttt mas.. Kasih pencerahan mas ke mereka2 bahwa sebagai anak bangsa hrs bangga dengan karya2 lokal.. Soal dihina biarkan saja krn semakin dihina semakin ditinggikan drajat kita.. Dan yg menghina semakin rendah.. Dukung terus karya2 anak bangsa.. Sy suka kerennnnnn beda lanjottttttt," sahut akun @san_massini.

"Orang klo sudah benci akan sesuatu entah itu baik tetep aja dibilang jelek apalagi klo jelek tambah diejek2 ....mari kita ubah pola pikir kita buat apa saling membenci toh yg kalian benci hanya senyum aja malah kalian yg dosa sendiri....bathi kesel dewe ga ada untung e.klo saling sayang menyayangi kan ya ayem tentrem...cintai karya anak bangsa jadikan negara kita maju akan produk2 unggulan kita ...tetep semangat," cuitan akun @shiella_shiellosnackbox.

"Namanya saja indonesia, orang" kuker. Lanjutkan saja mas, saya sendiri sangat amat bangga dengan karya karya anak bangsa indonesia, saya brani ngeluarin uang banyak untuk karya bangsa daripada karya orang luar," kata akun @exakr1f.

"Kl dikatakan terbelah, itu kan pemikiran orang bodoh yg selalu negatif. Makna sebenarnya adalah.. indonesia yg sdh di anggap terbelahlah, kacau lah itu justru disatukan oleh jokowi. Dengan lambang ditarik retsletingnya atau dikancingkan jaketnya dan indonesia pun menyatu di dada jokowi.. salam 2 periode... bahasa lambang jokowi selalu mantaap dan jitu.." komentar akun @natapenyok.

"Mas Gibran..capeklah bicara dgn mereka yg hatinya sdh busuk dan kotor.dijelaskan jg susah.apapun yg kita buat mau baik mau jelek tetap aja jelek dimata mereka.padahal di agama selalu diajarkan utk kita bagaimana membuka hati agar bisa melihat sedikit kebaikan org lain.tp ya susah kl sdh berhati buruk.mudah2an jgn bermuka buruk juga," kata akun @siska0087. (ron)

Berita terkait