Dua Saksi Hidup Teror Bom Sri Lanka

Dua pria dewasa saksi hidup teror bom yang ledakannya ditujukkan ke gereja dan hotel di Sri Lanka.
Bom meledak di Gereja Santo Sebastian di Negombo, Sri Lanka. Tujuh ledakan lain juga terjadi di gereja dan hotel di Sri Lanka saat perayaan Paskah, Minggu (21/4). (Foto: Facebook/St. Sebastian's Church)

Jakarta - Emmanuel dan Usman Ali adalah dua pria dewasa, saksi hidup teror bom yang ledakannya ditujukan ke gereja dan hotel di Sri Lanka pada Minggu Paskah 21 April 2019.

Pagi itu, Emmanuel sedang berada di kamar Hotel Grand Cinnamon, tempatnya menginap bersama istri dan anak.

Saat ia dievakuasi menuju bagian belakang, Emmanuel mengatakan seorang staf hotel bercerita, menyaksikan jelas bagian tubuh sudah terpotong-potong akibat ledakan. Lantas, temannya juga mengirimkan foto-foto gereja yang telah dibom.

"Kami berada di kamar dan mendengarkan ledakan besar yang mengguncang kamar. Saya pikir itu sekitar 8:30," ucapnya seperti diwartakan BBC Asia, Minggu 21 April 2019.

"Kami kemudian diantar ke ruang tunggu di hotel lalu diminta untuk mengungsi melalui bagian belakang. Di sini kami melihat korban dibawa ke rumah sakit, dan kami melihat beberapa kerusakan di hotel," lanjut Emmanuel.

"Seorang anggota staf hotel mengatakan, ia melihat mayat yang terpotong-potong di lokasi ledakan. Sementara teman-temannya mengiriminya foto-foto gereja yang telah dibom. Hotel tempatnya bekerja mengalami rusak parah," sambungnya.

Bom Sri LankaPetugas militer Sri Lanka berjaga di depan St. Anthony's Shrine, gereja Kochchikade setelah sebuah ledakan di Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4/2019). (Foto: Antara/Reuters/Dinuka Liyanawatte)

Emmanuel yang berprofesi sebagai dokter, pernah tinggal di Sri Lanka selama 18 tahun. Ia tahu betul soal perselisihan antar etnis di sana. "Saya menghabiskan 18 tahun pertama saya di Sri Lanka, jadi saya telah melihat banyak perselisihan etnis," jelasnya.

Seperti diketahui, pulau yang letaknya tak jauh dari India dan Maladewa itu sempat memanas oleh konflik antara etnis Tamil dan etnis Sinhala selama beberapa dekade, tetapi pertikaian itu agak mereda sejak 2009.

"Anak-anak saya berusia 11 dan tujuh tahun. Mereka belum pernah melihat yang seperti ini. Bagi mereka ini cukup sulit dan traumatik," ujar Emmanuel.

Saksi hidup lainnya adalah Usman Ali yang tinggal di Kolombo. Dia pertama kali memperhatikan ada yang tidak beres ketika para jemaat tergesa-gesa dievakuasi dari sebuah gereja Katolik Roma di dekat rumahnya.

Jalanan yang mengarah ke rumah sakit utama kota, tiba-tiba dipenuhi dengan ambulans. Kemudian setelah Usman memeriksa tagar #LKA–Lanka, ia baru paham apa yang sedang terjadi di sana. Usman lalu pergi ke Pusat Darah Nasional, dan mendapati banyak orang di sana.

"Ada kerumunan orang dan jalan-jalan padat ketika orang mencoba memarkir di mana saja dan memasuki pusat darah nasional. Saat ini mereka mencatat nama, golongan darah, dan nomor kontak orang yang bersedia mendonorkan darah, dan meminta mereka untuk kembali hanya jika perwakilan dari Pusat Darah Nasional menghubungi mereka," ujar Ali.

Ali mengatakan, semua orang hanya punya satu niat yang sama. Yaitu membantu para korban ledakan, tidak peduli agama atau ras mereka. Setiap orang membantu orang lain dalam mengisi formulir dengan rincian yang diminta.

"Saya ingin tahu dari mana serangan ini berasal. Tuhan menyelamatkan kita," tutupnya.

Umat yang tengah menjalani ibadah Minggu Agung di Gereja St Anthony' Shrine, Gereja St Sebastian dan Gereja Sion tiba-tiba saja kekhidmatannya buyar dengan guncang bom bunuh diri yang melanda Sri Lanka pada Minggu 21 April 2019.  

Selain itu, pelaku juga menyasar Cinnamon Grand, Shangri-La Hotel, The Kingsbury Hotel, dekat Kebun Binatang Dehiwala, sebuah rumah di Taman Mahawila, dan Bandara di Sri Lanka.

Motif pelaku pengeboman, mirip dengan teroris di Indonesia, menyasar rumah peribadatan dan hotel berbintang.

Dalam teror bom bunuh diri di Sri Lanka, sedikitnya perbuatan terkutuk ini merenggut nyawa 290 orang, sementara 500 orang lainnya luka-luka.

Baca juga:

Berita terkait