Dua Pimpinan KPK Diteror Bom, PSI: Usut Siapa Orang di Belakang Ini

Teror bom di rumah dua pimpinan KPK terjadi di tahun politik, Raja Juli Antoni khawatir akan menimbulkan spekulasi liar.
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni. (Foto: Tagar/Morteza Syariati Albanna)

Jakarta, (Tagar 11/1/2019) - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menyatakan kegusaran atas peristiwa teror bom di rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.

"Saya sangat khawatir sekaligus kecewa bahwa teror terhadap institusi pemberantasan korupsi di Indonesia terjadi lagi. Terutama di tahun politik yang hal ini bisa menjadi spekulasi liar," ujar Antoni kepada Tagar News, Kamis (10/1).

Antoni menjelaskan, ada yang mengatakan bahwa ini sengaja untuk mendelegitimasi Joko Widodo juga sebagai Presiden.

"Seolah-olah Pak Jokowi tidak perhatian kepada institusi pemberantasan korupsi," ucapnya.

Ia mengatakan agar peristiwa itu tidak menimbulkan polemik di masyarakat, pihak kepolisian harus segera mengusut tuntas kasus tersebut.

"Aparat hukum, saya minta segera bertindak untuk menuntaskan, mengusut siapa sebenarnya orang di belakang kejadian ini. Jelas harus dihukum seberat-beratnya supaya menimbulkan efek jera," tegasnya.

Semua orang, kata dia, dapat membayangkan dan menafsirkan kasus tersebut. Namun yang terpenting, menurut Antoni adalah rakyat Indonesia mesti menjaga institusi KPK.

Sudah Sering Terjadi

Sementara itu, mantan KPK 2007-2009 Antasari Azhar mengatakan ancaman pelemparan bom molotov ke kediaman pimpinan KPK bukan hal baru, tapi sudah ada sejak dulu.

"Itu bukan hal baru. Waktu zaman saya jadi ketua KPK, sudah ada ancaman seperti itu," kata Antasari Azhar usai menghadiri puncak acara HUT ke-46 PDI Perjuangan, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/1) dilansir kantor berita Antara.

Menurut Antasari, pimpinan KPK yang tugasnya memberantas korupsi, menghadapi risiko tinggi.

Ancaman yang dialamatkan kepada pimpinan KPK, menurut dia, sudah sering terjadi.

"Kalau KPK ingin mengungkap kasus dugaan korupsi sering ada itu," katanya.

Antasari menyarankan kepada pimpinan KPK dalam menyikapi ancaman, agar tidak mudah mengeluarkan pernyataan.

"Ancaman itu akan ada dan mereka akan bergerak duluan daripada pengungkapan kasus korupsi," katanya.

Mantan Jaksa Agung ini juga menegaskan, bahwa pelaku teror itu akan bergerak lebih cepat daripada pihak yang diteror.

Terkait besarnya kasus korupsi yang ditangani KPK sehingga menimbulkan ancaman teror, menurut Antasari, sebaiknya menunggu kerja KPK karena nantinya akan ada progres dan perkembangan kasus yang ditangani.

Sebelumnya teror bom molotov dialamatkan di halaman rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Kalibata, Pasar Minggu, Jakarta, pada Rabu (9/1) dinihari dan ditemukan benda seperti bom molotov di halaman rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi pada Rabu (9/1) pagi. []

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu