Dua Kasus Peretasan Telkomsel yang Bikin Heboh

Pembobolan data pribadi Denny Siregar di Telkomsel mengingatkan publik atas peretasan yang terjadi pada 2017 silam
Ilustrasi - Gedung Telkomsel. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Peretasan data Telkomsel milik pegiat media sosial Denny Siregar mengingatkan publik pada kasus serupa pada 2017 silam. Cuma bedanya, pada pembobolan data Telkomsel kali ini melibatkan oknum pegawai.

Usut punya usut, si peretas melakukan aksinya lantaran kesal pernah menerima perundungan dari pendukung Denny Siregar. Polisi lantas menetapkan pria berinisial FPH (27 tahun) yang merupakan karyawan outsourcing di GraPARI Telkomsel Rungkut, Surabaya sebagai tersangka pada kasus ini.

Sementara itu, pada perkara sekitar tiga tahun silam, hacker berhasil membuat kekacauan laman resmi Telkomsel dengan sebuah banner hitam yang bertuliskan keluhan atas mahalnya tarif internet dari perusahaan jasa telekomunikasi milik negara itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi, hacker meretas situs www.telkomsel.com pada pukul 05.30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Kemudian, sekitar 30 menit setelahnya kabar ini menggegerkan jagad Twitter dengan cuitan banyak pengguna yang mengunggah tangkap layar situs Telkomsel yang telah diretas oleh hacker.

Pada pukul 07.00 WIB, laman tersebut tidak bisa diangkes sama sekali. Kemungkinan besar, pihak Telkomsel mematikan sementara website mereka guna menanggulagi gangguan tersebut. Lalu, sekitar pukul 11.00 WIB laman resmi Telkomsel sudah bisa diakses publik secara real time.

Meski demikian, tidak seluruh menu dapat diakses. Proses pemulihan terus berlangsung hingga sore hari. Akhirnya, pada sekitar pukul 19.00, laman resmi Telkomsel dapat diakses seperti sedia kala dengan notifikasi permintaan maaf Telkomsel atas gangguan yang sempat terjadi pada sepanjang hari itu.

Meski dua kejadian tersebut masuk dalam kategori peretasan data, namun terdapat hal mendasar yang sama sekali berbeda dari sepasang kasus itu.

Pertama, kasus pembobolan data Denny Siregar diduga kuat bermotif balas dendam karena pelaku pernah mendapatkan pengalaman tidak mengenakan dari lingkungan korban. Kemudian, perkara ini juga timbul dari internal Telkomsel sendiri dan bukan dari khalayak luas yang berada di luar lingkar perusahaan.

Berbeda dengan peretasan pada 2017 yang terjadi akibat kejengkelan masyarakat yang menganggap harga layanan Telkomsel, khsusnya internet, cukup mahal. Dalam pesannya, sang hacker meminta pihak perusahaan melakukan penyesuaian tarif agar bisa dijangkau oleh orang kebanyakan. Selain itu, peretas juga menginginkan Telkomsel meniadakan beberapa paket penjualan yang dinilai hanya embel-embel promosi semata.

Berita terkait
Denny Siregar dan 160 Juta Pelanggan Telkomsel
Denny Siregar siap berhadapan dengan direksi Telkomsel di ruang sidang. Ini bukan persoalan pribadi, tapi urusan 160 juta pelanggan Telkomsel.
Kasus Telkomsel, Rekrutmen di BUMN Harus Libatkan BPIP dan BIN
Seknas Jokowi mengatakan berkaca dari kasus Telkomsel, rekrutmen direksi, komisaris, dan karyawan di BUMN ke depan harus melibatkan BPIP dan BIN.
Sistem Keamanan Data Pelanggan di Telkomsel
Meski karyawannya membobol data Denny Siregar. Namun pada April 2020, Telkomsel meluncurkan fitur kemanan, Mobile Security.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.