DPR: Kasus Bayi Debora, Seharusnya Rumah Sakit Mengabdi Pada Kemanusiaan

"Rumah sakit tidak boleh hanya berorientasi keuntungan finansial dan mengabaikan kemanusiaan. Membuka rumah sakit, tentu harus bersedia mengabdi pada kemanusiaan."
Saleh Partaonan Daulay (Foto: Ist)

Jakarta, (Tagar 11/9/2017) - Kematian bayi Debora Simanjorang terus meninggalkan keprihatinan bagi banyak kalangan. Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan kasus yang dialami bayi Debora seharusnya tidak terjadi di tengah keseriusan pemerintah mengejar target pelaksanaan jaminan kesehatan universal.

"Jaminan kesehatan universal seharusnya memastikan masyarakat memperoleh akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dengan biaya terjangkau," kata Saleh melalui pesan singkat diterima di Jakarta, Senin (11/9).

Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu, jaminan kesehatan universal akan sulit tercapai bila masih ada kejadian seperti yang dialami bayi Debora.

Karena itu, katanya lagi, harus ada keseriusan dan keikhlasan semua pihak untuk berpartisipasi, termasuk rumah-rumah sakit swasta yang belum bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Rumah-rumah sakit tidak boleh hanya berorientasi keuntungan finansial dan mengabaikan aspek sosial dan kemanusiaan. Bersedia membuka rumah sakit, tentu harus bersedia pula mengabdi pada kepentingan sosial dan kemanusiaan," ujarnya pula.

Saleh mengatakan rumah-rumah sakit swasta memang memiliki aturan administrasi dan sistem pembiayaan sendiri. Namun, rumah-rumah sakit juga diharapkan dapat memberikan pengecualian-pengecualian pada kasus-kasus tertentu.

"Karena hakikat dari pelayanan kesehatan adalah pelayanan kemanusiaan," ujarnya lagi.

Saleh mengaku merasa sedih dan ikut prihatin atas musibah yang dialami bayi Debora. Kejadian itu tentu meninggalkan duka dan kesedihan bagi seluruh keluarganya. (Fet/Ant)

Berita terkait
0
Biden dan Para Pemimpin G7 Disebut Sepakati Larangan Impor Emas Rusia
Sebuah langkah yang bertujuan untuk semakin mengisolasi Rusia dari ekonomi global dengan mencegah partisipasinya di pasar emas