Dosen USU Ini Sebut Tiga Bom di Gereja Surabaya Rekayasa

Dosen USU ini sebut tiga bom gereja di Surabaya rekayasa. "Skenario pengalihan yang sempurna,” tulis Himma Dewiyana.
Himma Dewiyana ketika berada di Merlion Park, Singapura pada 26 November 2017. (Foto: Ist/Facebook)

Jakarta, (Tagar 19/5/2018) - Menyikapi rentetan teror bom yang mengincar gereja di Surabaya, Himma Dewiyana menyebutnya sebagai skenario pengalihan yang sempurna. Pesan ini dia sebarkan melalui media sosial.

"Skenario pengalihan yg sempurna...” tulis Himma di akun Facebook-nya, lalu menutupnya dengan kalimat, #2019GantiPresiden".

Setelah mem-posting status tersebut, orang pun bertanya-tanya, siapakah Himma Dewiyana?

Diketahui Himma Dewiyana adalah seorang dosen di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Fans Page Kantor Arsip Universitas Sumatera Utara pada Jumat (11/5/2018) pukul 11.26 WIB sempat membuat sebuah postingan yang menceritakan kegiatan yang dilakukan Himma Dewiyana.

Admin Fans Page pada hari itu memposting kegiatan di Perguruan Tinggi Negeri tersebut, antara lain Diklat Dasar-Dasar Kearsipan di lingkungan USU yang dilakukan pada tanggal 21-22 Maret 2018 di Ruang Rapat Senat Akademik Lt 3 Gedung Biro Pusat Administrasi.

Acara tersebut dibuka oleh Sekretaris Universitas Dr dr Farhat, MKed (ORL_HNS), Sp THT-KL(K), dihadiri Kabag, Kepala Tata Usaha dan Pengelola Arsip dari masing-masing Biro, Fakultas dan Unit Kerja yang ada di lingkungan USU.

Diklat dasar-dasar kearsipan yang diselenggarakan bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan kearsipan, agar pemberdayaan arsip sebagai tulang punggung manajemen serta penyelamatan arsip yang bernilai guna pertanggungjawaban nasional dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Dalam acara diklat dimaksud, materi yang dibahas adalah pengatar kerasipan oleh Eddy Siregar, SSi, pengelolaan asrip dinamis dan arsip statis oleh Himma Dewiyana, ST, MHum, dan pengelolaan asrip berbasis TIK oleh Bandot Sumardiono, ST, MKom dari Arsip Nasional Republik Indonesia.

Sementara itu, berdasarkan hasil penelusuran terhadap foto-foto pribadi Himma Dewiyana pada akun Facebook-nya, dosen USU yang sangat anti kafir ini suka jalan-jalan ke negara kafir, contohnya ke Singapura. Bahkan juga ke India.

Itu secuil gambaran mengenai aktifitas Himma Dewiyana. Adapun postingan di akun Facebook-nya tadi sempat viral di media sosial. Namun, hingga kini belum terdengar kabar reaksi dari pihak kampus Universitas Sumatera Utara atas ulah salah satu dosennya tersebut.

Publik menunggu, apakah Himma Dewiyana akan dipecat, atau pihak kampus siap menanggung malu atas postingan tenaga dosennya yang dinilai tidak punya otak tersebut?

Pasalnya, sebegitu teganya dosen yang satu ini menyaksikan orang-orang tak berdosa menjadi korban para teroris. Apakah Himma Dewiya tidak punya hati? (dbs/yps)


Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.