Donald Trump Dikiritik atas Klaim Penipuan Pemilih Pilpres

Banyak kalangan di Amerika Serikat yang kritik Donald Trump atas klaimnya yang tanpa bukti mengatakan terjadi penipuan pada Pilpres tanpa bukti
Senator Pat Toomey dari Partai Republik mengecam klaim Presiden Trump soal kecurangan pemilih (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

Jakarta – Di ambang kekalahan suara elektoral, Presiden Donald Trump meningkatkan klaim tak berdasar, yang selama bertahun-tahun didengungkannya sebagai penipuan yang merajalela dalam pemilihan presiden minggu ini.

"Ini kasus di mana mereka berusaha untuk mencuri pemilu," kata Trump di Gedung Putih pada Kamis, 5 November 2020, malam ketika penghitungan suara mulai mengikis keunggulannya di negara-negara bagian utama yang diperebutkan. “Mereka mencoba untuk mencurangi pemilu, dan kami tidak bisa biarkan itu terjadi.”

Tuduhan tak berdasar bahwa dalam pemilihan antara Trump dan mantan Wakil Presiden Demokrat Joe Biden itu korup dan bahwa banyak surat suara yang "dicuri" mendapat kecaman luas dari Demokrat dan sejumlah politisi Republik.

"Pidato presiden tadi malam sangat mengganggu karena ia membuat tuduhan yang sangat, sangat serius tanpa ada bukti yang mendukungnya," kata Senator Republik, Pat Toomey, dari Pennsylvania dalam program CBS This Morning.

Senator Mitt Romney dari Utah, calon presiden dari Partai Republik tahun 2012 dan seorang kritikus Trump yang vokal, menyatakan presiden berhak untuk menuntut penghitungan ulang dan penyelidikan jika ada bukti pendukung, akan tetapi Trump "salah untuk menyatakan pemilu dicurangi, korup dan dicuri."

Namun, sejumlah pendukung setia Trump berupaya melindungi presiden yang diserang dengan menggemakan pernyataannya tentang kecurangan surat suara karena hasil penghitungan sementara menunjukkan Trump tertinggal di belakang Biden untuk Pennsylvania dan Georgia.

“Presiden Trump memenangkan pemilu ini jadi setiap orang yang mendengarkan, jangan tinggal diam. Jangan diam saja,” kata Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy dari California di Fox News.

Brennan Center for Justice mendefinisikan penipuan pemilih itu ketika seseorang mencoblos dalam pemilu meskipun mengetahui tidak memenuhi syarat untuk memberikan suara.

Penipuan pemilih itu dapat terjadi dalam berbagai bentuk. The Heritage Foundation mendapati sembilan jenis penipuan dalam pemilu. Jenis yang paling umum mencakup pendataan informasi dan daftar pemilih adalah mereka yang tidak memenuhi syarat untuk memilih, seperti bukan warga negara AS dan narapidana.

Jenis penipuan pemilih umum lainnya mencakup penipuan surat suara yang tidak mencoblos pada hari pemilu atau mendapatkan surat suara dan mengisinya tanpa sepengetahuan pemilih yang sebenarnya. (mg/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pilpres AS, Donald Trump Murka Merasa Dicurangi Tanpa Bukti
Donald Trump sebut dia dicurangi dalam perhitungan suara di Pilpres AS 3 November 2020 tapi tanpa bisa memberikan bukti
Kalah Pilpres Donald Trump Lancarkan Serangan ke Jalur Hukum
Upaya Presiden Trump untuk terpilih kembali dalam bahaya sehingga dia lancarkan serangan yang dapat sebabkan pertempuran hukum yang berlarut-larut
Uni Eropa Berharap Joe Biden Menang Pilpres Amerika Serikat
Hubungan AS dengan negara sekutu lamanya di Eropa meregang sejak kepemimpinan Presiden Donald Trump, politisi Uni Eropa berharap Joe Biden menang
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi