Makassar, (Tagar 20/8/2018) – Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan tidak terpengaruh kenaikan nilai tukar dolar US terhadap rupiah yang telah menembus Rp 14.600.
"Fundamental ekonomi Sulsel bagus, sehingga kenaikan dolar US tidak akan terlalu berpengaruh," kata Pengamat Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Amkop Makassar Bahtiar Maddatuang dalam acara Humas "Coffee Morning" yang digelar di Makassar, Senin (20/8).
Pondasi perekonomian yang dibangun di era pemerintahan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo, menurut Bahtiar, cukup kuat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,3 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional 5,4 persen.
Di sisi lain, kata dia, neraca ekspor Sulsel juga menunjukkan surplus dibandingkan impor. Ini, lanjutnya, berbeda dari neraca perdagangan secara nasional yang menunjukkan defisit.
"Ekonomi goyah saat dolar meningkat ketika impor lebih besar dari pada ekspor, ini tidak terjadi di Sulsel," tambah Bahtiar.
Karenanya Bahtiar seperti dilansir Antara mengatakan, perekonomian nasional seyogyanya berkiblat pada perekonomian Sulsel yang memiliki dasar yang kuat.
"Pertumbuhan ekonomi Sulsel terbukti berimplikasi pada penurunan kemiskinan, pengangguran, dan gini ratio yang rendah," ujarnya.
Bahkan, menurut Bahtiar, Sulsel dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan kurs dolar tersebut, dengan mendorong ekpor dan menjaring investor dengan kemudahan perizinan.
"Investor akan lebih tertarik berinvestasi, karena investasi lebih murah," kata dia.
Sementara Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulsel AM Yamin mengatakan, dengan semakin menguatnya dolar terhadap rupiah tidak perlu menimbulkan kepanikan, justru harusnya menjadi momen yang menguntungkan bagi daerah.
"Seharusnya kita manfaatkan moment ini untuk kepentingan daerah. Paling berpeluang misalnya di sektor industri yang memanfaatkan produk lokal, karena hanya yang menggunakan bahan impor yang terkena dampak, Olehnya itu harusnya dimanfaatkan untuk memproleh benefit bagi daerah," jelasnya.
Adapun kegiatan Humas "Coffee Morning" merupakan agenda rutin yang digelar Biro Humas dan Protokol untuk menjawab kebutuhan informasi terkait isu yang banyak diperbincangkan.
Turut hadir Kepala Biro Humas dan Protokol Devo Khaddafi, Kabag Humas Amrullah Hanafie dan Kasubag Publikasi Elvira Jayanti. []