Jakarta - Varian baru Covid-19 yang pertama ditemukan di Afrika, omicron, memicu kekhawatiran internasional karena varian ini disebut-sebut lebih cepat menular dan berisiko Tinggi
Dokter asal Afrika Selatan, Angelique Coetzee yang pertama kali memperingatkan keberadaan varian omicron kepada pemerintah mengungkapkan bahwa varian tersebut tampak memicu gejala yang tak biasa meskipun gejalanya cenderung ringan.
Coetzee menceritakan, ia mulai mencurigai keberadaan varian omicron pada pasien-pasiennya sejak November 2021 saat dirinya menerima satu keluarga beranggotakan empat orang yang terbukti positif Covid-19.
Menurut pemeriksaannya, keempat pasien tersebut mengalami gejala yang jarang dikaitkan dengan Covid-19. Gejala tersebut adalah kelelahan hebat. Tak ada satu pun dari pasien-pasien Covid-19 tersebut yang memiliki gejala kehilangan indra penciuman atau perasa.
Sejauh ini, Coetzee mengatakan, ada sekitar 24 pasien Covid-19 yang dia tangani menunjukkan gejala tak biasa. Sebagian besar dari pasien tersebut merasa sangat lelah dan setengah dari pasien tidak vaksinasi.
"Gejala-gejala mereka sangat berbeda dan sangat ringan dibandingkan mereka (pasien Covid-19 lain) yang saya rawat sebelumnya," kata Dr Coetzee, seperti dilansir Telegraph, Senin, 29 November 2021.
Coetzee mengatakan, seluruh pasiennya yang terkena varian omicron merupakan individu sehat. Karena itulah, Coetzee khawatir bahwa varian ini bisa berdampak lebih berat bila mengenai orang-orang yang berisiko, misalnya lansia dengan komorbid seperti penyakit jantung atau diabetes.
"Apa yang harus kita khawatirkan saat ini adalah bila lansia yang belum vaksinasi terinfeksi varian baru ini, dan bila mereka belum vaksinasi, kita akan melihat banyak orang dengan kasus yang berat," ujar Coetzee.
Ilmuwan Afrika Selatan meyakini bahwa varian omicorn adalah penyebab terjadinya lonjakan kasus yang cukup tajam di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, yaitu dari sebelumnya sekitar 550 kasus baru per hari pada pekan lalu menjadi sekitar 4.000 kasus baru per hari saat ini.
Bahkan, beberapa negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Israel saat ini telah melarang perjalanan dari dan ke Afrika Selatan dan lima negara di sekitarnya yang mencakup Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambique, Namibia, dan Zimbabwe.
Selain itu, Inggris juga menambah larangan perjalanan untuk beberapa negara lain, yaitu Angola, Malawi, dan Zambia. []
Baca Juga
Cegah Lonjakan Covid-19 Mobilitas dan Kerumunan Diperketat
Cegah Lonjakan Komisi V DPRD Jabar Imbau Pasutri KB
Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona di Indonesia
5 Langkah Persiapan Liburan Nataru yang Aman di Masa Pandemi Covid-19