Dokter Saran Kota Nihil Positif Corona Lakukan Ini

Dokter Nurul Nadia Luntungan menyarankan kabupaten atau kota yang belum terpapar virus corona melakukan sejumlah tindakan.
Seorang pria ultra-Ortodoks Yahudi berdiri di samping paramedis dengan baju pelindung di tempat pemungutan suara khusus, tempat warga Israel dikarantina akibat virus corona bisa memberikan suaranya dalam pemilihan nasional Israel, di Yerusalem, 2 Maret 2020. (Foto: ANTARA/REUTERS/RONEN ZVULUN/TM).

Jakarta - Angka pasien positif virus corona atau Covid-19 terus merangkak naik di Indonesia. Bagi kabupaten atau kota yang belum sama sekali terpapar virus asal Wuhan, China tersebut disarankan memperketat arus lintas orang di pintu masuk-keluar perbatasan wilayah.

Saran itu dilontarkan lonsultan kesehatan masyarakat dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), dokter Nurul Nadia Luntungan. Nurul mengatakan, langkah tersebut harus segera dilakukan untuk memutus penyebaran Covid-19 ke wilayah lainnya.

"Langkah yang harus dilakukan itu mungkin memperketat di daerah perbatasan, seperti di pelabuhan dan bandara udara," kata Nurul kepada Tagar, Senin, 23 Maret 2020.

Paling tidak untuk men-screening orang-orang yang datang dari daerah yang sudah ada Covid-19 nya.

Upaya pertama menekan laju penyebaran corona di Tanah Air utamanya dengan membatasi pergerakan manusia di pintu masuk seperti terminal atau bandara. Konkretnya dengan melakukan tindakan mengukur suhu bagi penumpang yang masuk ke suatu wilayah. Dia mengakui langkah itu belum tentu efektif tetapi wajib dilakukan.

"Paling tidak untuk men-screening orang-orang yang datang dari daerah yang sudah ada Covid-19 nya. Memang sebelumnya sudah ada beberapa airport yang sudah melakukan screening tubuh, walaupun sebenarnya ini juga masih ditanyakan efektif-nya," ujarnya.

Baca juga: Bisakah Jenazah Positif Corona Menularkan Virus?

Dia menjelaskan upaya lumrah yang kini dilakukan pemerintah pusat di bandara atau terminal itu memiliki celah semisal pendatang yang masuk ke kabupaten atau kota tertentu hanya mengalami gejala terinfeksi corona ringan sehingga terhindar dari deteksi suhu.

"Karena kalau ada orang misalnya datang dari Jakarta dan dia tidak ada gejala, atau mungkin gejalanya ringan mungkin tidak akan tertangkap," kata dia.

Sterilisasi Bandara JuandaPenumpang diperiksa di ruang sterilisasi (Sterilization Chamber) yang terpasang di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu, 22 Maret 2020. Pemasangan "Sterilization Chamber" tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran Virus Corona (COVID-19) di bandara Juanda yang merupakan salah satu pintu masuk ke Kota Surabaya. (Foto: Antara/Umarul Faruq)

Tindakan lain dapat dilakukan pemerintah daerah dengan melakukan pemeriksaan khusus kepada pendatang atau warganya yang baru saja mengunjungi wilayah terpapar corona.

"Jadi mungkin harus dipikirkan oleh daerah-daerah tersebut apakah akan ada pembatasan atau pemeriksaan khusus untuk orang-orang yang datang dari daerah yang sudah ada infeksinya, atau infeksi seperti di Jakarta," ucapnya.

Sementara bagi warga dari kabupaten dan kota yang belum terpapar corona diharuskan untuk mempraktekkan cara-cara pencegahan dini. "Seperti sering-sering mencuci tangan, tidak bersalaman atau bersalaman dengan menjaga jarak tanpa bersentuhan," katanya.

Persiapan juga patut dilakukan. Pemerintah daerah dapat membuat mitigasi ketika wilayahnya mulai dimasuki kasus corona. "Dan tentu saja harus tetap siaga dan harus mulai membuat rencana dan persiapan jika nanti sudah mulai ada pasien Covid-19 di daerah tersebut. Apa yang harus dilakukan, jangan sampai terlambat membuat perencanaan sehingga nanti pada akhirnya kalang kabut," ujarnya.

Baca juga: Maklumat Kapolri Cegah Corona Berisi Ancaman Penjara

Nurul menilai mitigasi yang belum siap ketika corona masuk Indonesia menjadi pembelajaran kepada masyarakat sehingga masalah seperti kekurangan alat perlengkapan diri (APD) mencegah virus dapat dihindarkan di masa depan.

"Jadi mungkin belajar dari yang terjadi di Indonesia sebelum ini, bahwa di dua bulan pertama kita belum siap untuk menerima kasus yang banyak, sehingga membuat kewalahan di tenaga kesehatan, APD yang kurang, kemudian informasi, koordinasi dan komunikasi yang kurang juga harus diperhatikan," ucapnya.

Minimnya informasi yang diterima masyarakat, kata dia, juga akan membuat kebingungan. Sebab itu patut menjadi perhatian lain bagi pemerintah daerah yang wilayahnya nihil virus corona.

Di akhir perbincangan, Nurul berharap masyarakat wajib menerapkan anjuran pemerintah pusat untuk melakukan social distancing dengan belajar maupun bekerja di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Hingga Senin sore, 23 Maret 2020, pasien positif virus corona di Indonesia menjadi 579 orang. Data itu termasuk 49 pasien meninggal. Sementara 30 pasien dinyatakan sembuh.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan pasien positif corona meningkat sebanyak 65 orang dari 24 jam terakhir atau Minggu, 23 Maret 2020.

"Jumlah kasus bertambah 65 dari data kemarin. Sehingga total kasus hari ini menjadi 579 orang," kata Yuri saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin, 23 Maret 2020. []

Berita terkait
Fadli Zon dan Fadjroel Saling Cibir soal Covid-19
Fadli Zon menilai pemerintah tidak becus bekerja dalam menangani penyebaran Covid-19. Hal itu untuk menimpali cibiran Fadjroel Rachman.
Anies: 59 % Pasien Corona di Atas 60 Tahun Wafat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan pasien positif virus corona di atas 60 tahun sebagian besar wafat. Dia memberikan pesan.
Demokrat Desak Jokowi Lockdown Kota Terdampak Corona
Partai Demokrat mendesak Pemerintah Jokowi menerapkan lockdown terhadap kota-kota yang terkena dampak virus corona paling tinggi di Indonesia.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.