Samosir - Akibat ketiadaan dokter spesialis, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Hadrianus Sinaga, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, batal melakukan tindakan operasi usus buntu atau apendektomi kepada pasien bernama Betavia Siahaan, 28 tahun.
Padahal Betavia sudah siap sedia dan pihak keluarga telah menyetujui semua prosedur untuk menjalani proses operasi.
Normal Siahaan, kakak pasien, bercerita awalnya Betavia, warga Desa Sitinjak, Kecamatan Onanrunggu, Kabupaten Samosir, mengalami rasa sakit luar biasa pada perutnya dan langsung dilarikan ke RSUD dr Hadrianus Sinaga di Pangururan pada Kamis 2 Januari 2020.
"Adik saya mengeluh sakit dan kami bawa ke RSUD dr Hadrianus Sinaga pada Kamis sekitar jam 5 sore dan langsung diinfus serta dirontgen oleh petugas medis dan hasilnya adik saya didiagnosis usus buntu," ujar Normal.
Menurut petugas medis rumah sakit, pasien harus segera dioperasi dan pihak keluarga disodori surat pernyataan kesediaan dioperasi sesuai dengan prosedur.
"Sebagai mewakili keluarga, saya diminta menjamini dan menandatanagani pernyataan persetujuan dioperasi dan sudah kami tanda tangani. Setelah menunggu sampai tengah malam, kami tiba-tiba dikabari harus dirujuk ke Medan karena dokter spesialisnya ngak ada, katanya sedang liburan tahun baruan," ujarnya.
Dengan berat hati, Normal dan keluarga terpaksa membawa Betavia untuk dirujuk ke Medan. "Sekitar jam 1 pagi dini hari, adik saya dirujuk ke Medan, padahal kami sudah di rumah sakit jam 6 sore. Kalau tahu mau dirujuk,kenapa tidak dari awal dilakukan?" tanya Normal dengan kecewa.
Saya sudah sampaikan kepada direktur rumah sakit supaya rumah sakit itu stand by
Direktur RSUD dr Hadrianus Sinaga, dr Friska Situmorang enggan dikonfirmasi terkait hal ini. Secara sengaja dia me-reject panggilan ketika coba ditelepon.
Sedangkan Kabid Pelayanan, dr Dina Hutapea mengaku belum mengetahui persoalan dan akan mengecek terlebih dahulu. "Saya lagi di jalan ke Samosir, nanti saya cek gimana kasusnya itu, nanti saya kabari," ujar dia.
Terkait kesiapsediaan petugas kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit selama libur Natal dan Tahun Baru, Tagar pernah menanyakan hal tersebut kepada Bupati Samosir Rapidin Simbolon pada Senin 23 Desember 2019.
Rapidin ketika itu berjanji akan memaksimalkan pelayanan yang tetap sedia melayani pasien.
"Saya sudah sampaikan kepada direktur rumah sakit supaya rumah sakit itu stand by, karena ini libur jangan sampai pegawainya ikut berlibur," ujar Rapidin.
Sepertinya perintah Rapidin tidak dilakukan dengan baik oleh pimpinan RSUD dr Hadrianus Sinaga, sehingga terjadi pasien harus dirujuk hanya karena dokter spesialisnya liburan tahun baru. []