DK PBB Kecam Korea Utara Karena Timbun Persenjataan di Saat Rakyatnya Sengsara

Korut habiskan banyak anggaran untuk program senjata nuklir di saat rakyatnya kelaparan dan kekurangan kebutuhan pokok
Foto yang dirilis oleh Kantor Berita Korut, KCNA, pada 14 Agustus 2023 ini menunjukkan pemimpin Korut, Kim Jong Un, berkunjung se sebuah pabrik amunisi di negara tersebut. (Foto: voaindonesia.com/KCNA via KNS/AFP)

TAGAR.id, New York,AS - Dewan Keamanan PBB, pada Kamis, 17 Agustus 2023, menuduh Korea Utara (Korut) menghabiskan banyak anggaran untuk program senjata nuklir di saat rakyatnya kelaparan dan kekurangan kebutuhan pokok.

Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Volker Turk, mengatakan kepada DK PBB bahwa masyarakat Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) – nama resmi Korea Utara – mengalami represi politik yang semakin parah, kondisi perekonomian yang memburuk, dan pelanggaran HAM secara sistematis dan meluas.

“Banyak di antara pelanggaran yang saya maksud berasal langsung dari, atau mendukung, peningkatan militerisasi DPRK,” ujarnya.

Ia menyebut meluasnya penggunaan tenaga kerja paksa, termasuk anak-anak, adalah demi “mendukung aparat militer negara dan kemampuannya membuat senjata.”

Sidang yang digagas oleh Amerika Serikat (AS) itu merupakan sidang DK PBB pertama dalam enam tahun yang membahas situasi HAM di Korut. Sidang itu juga digelar ketika Pyongyang telah mempercepat pengujian rudal berkemampuan nuklirnya selama setahun terakhir, meningkatkan ketegangan di seantero Asia Timur.

Dengan dikelilingi diplomat lebih dari 50 negara, melalui sebuah pernyataan bersama, Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengecam “pelanggaran dan pelecehan hak asasi manusia” yang disebutnya “berhubungan erat dengan senjata pemusnah massal dan pengembangan rudal balistik DPRK.”

Elizabeth Salmon, pelapor khusus Kantor HAM PBB di Korut, mengatakan bahwa penutupan perbatasan negara yang berkepanjangan, akibat sanksi global, telah meningkatkan kesengsaraan rakyat Korut, termasuk kekurangan pangan.

“Konflik yang membeku digunakan untuk membenarkan berlanjutnya militerisasi di dalam DPRK dengan dampak yang menghancurkan rakyatnya sendiri,” ujarnya.

Salmon mengatakan, kebijakan Pyongyang adalah memprioritaskan sumber daya untuk kepentingan militer.

Pembelot Korut Ilhyeok KimPembelot Korut, Ilhyeok Kim, berbicara di rapat Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Korea Utara, di markas PBB di New York, pada 17 Agustus 2023. (Foto: voaindonesia.com/AFP/Angela Weiss)

“Pimpinan DPRK terus meminta warganya untuk mengencangkan ikat pinggang, agar sumber daya yang ada bisa digunakan untuk mendanai program nuklir dan rudal,” ungkapnya.

Ilhyeok Kim, pembelot Korut, mengatakan kepada dewan bahwa ia telah dipaksa pada usia muda untuk bekerja di ladang tanpa kompensasi, sementara semua biji-bijian yang mereka tanam digunakan untuk militer.

“Pemerintah mengubah darah dan keringat kami menjadi kehidupan mewah bagi para pemimpin, serta menjadi rudal yang meledakkan kerja keras kami ke angkasa,” ujarnya.

“Uang yang dihabiskan hanya untuk satu rudal dapat memberi makan kami selama tiga bulan,” tambahnya.

Dalam sidang itu, sebagian besar anggota dewan mengecam kondisi kehidupan dan HAM di Korut yang memburuk, yang disebabkan oleh sanksi keras dewan keamanan dan negara-negara besar dunia atas program senjata nuklir negara itu.

pembeli daging kelinci di korutPembeli pilih potongan daging kelinci. Korea Utara meminta rakyatnya untuk makan lebih banyak daging kelinci sewaktu negara itu menghadapi tahun kedua lockdown internasional terkait Covid-19 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Terril Yue Jones)

Meskipun tidak ada delegasi Pyongyang di DK PBB, perwakilan China dan Rusia mengatakan bahwa sidang itu bukanlah tempat untuk meninjau masalah hak asasi manusia Korea Utara.

Dmitry Polyansky, wakil duta besar Rusia untuk PBB, mengecam apa yang disebutnya sebagai “upaya sinis dan munafik AS dan sekutunya untuk memajukan agenda politik mereka sendiri.”

Kedua negara mengatakan, diskusi itu tidak konstruktif dan tidak menawarkan solusi untuk menurunkan ketegangan strategis di kawasan. (rd/rs)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
AS Jatuhkan Sanksi pada Pihak Terkait Kesepakatan Senjata Korut dan Rusia
Rusia semakin dipaksa untuk beralih ke Korea Utara dan sekutu lain untuk mempertahankan perangnya di Ukraina
0
DK PBB Kecam Korea Utara Karena Timbun Persenjataan di Saat Rakyatnya Sengsara
Korut habiskan banyak anggaran untuk program senjata nuklir di saat rakyatnya kelaparan dan kekurangan kebutuhan pokok