Banjarmasin, (Tagar 30/1/2018) - Mendapat vonis lebih ringan dari tuntutan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni 1 tahun 5 bulan penjara, mantan Direktur Utama PDAM Bandarmasih Muslih bersama anak buahnya, Manager Keuangan PDAM, Trensis masih menyunggingkan senyum.
Ganjaran hukuman ini jauh lebih ringan dibanding tuntutan jaksa KPK yang menginginkan agar terdakwa Muslih selaku pemberi suap diganjar 2 tahun penjara plus denda Rp 50 juta subsider 2 bulan kurungan. Sedangkan, Trensis awalnya dituntut 1 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 50 juta atau 2 bulan kurungan divonis 1 tahun penjara.
Sidang pembacaan vonis oleh majelis hakim yang diketuai Sihar Hamonangan Purba bersama dua hakim anggota, Afandi Widarijanto dan Dana Hanura ini, dipenuhi karyawan PDAM Bandarmasih. Mereka datang untuk memberi semangat kepada mantan atasannya agar tabah menjalani hukuman yang dibacakan pada Selasa (30/1) di Pengadilan Tipikor Banjarmasin.
Mengomentari putusan hakim, Muslih mengaku legowo dan tak akan mengajukan banding. Apalagi, dimata mantan Direktur PDAM Bandarmasih ini, vonis yang dijatuhkan majelis hakim PN Tipikor Banjarmasin sudah sesuai dengan nota pembelaan (pledoi) yang dibacakan.
“Putusan itu sudah sesuai dengan pledoi. Apalagi, saya sudah ditahan selama 4 bulan lebih. Inilah resiko yang harus saya hadapi,” ucap Muslih kepada wartawan, usai persidangan di PN Tipikor Banjarmasin.
Muslih berharap agar PDAM Bandarmasih tetap menjaga kualitas pelayanan pengolahan dan pendistribusian air bersih kepada masyarakat.
Muslih yang sudah puluhan tahun mengabdi di PDAM Bandarmasih berpesan agar dana penyertaan modal dalam skema deviden itu bisa dijalankan. “Ini semua demi peningkatan pelayanan PDAM Bandarmasih,” tegas Muslih. (adm)
