Ditolak Sebagian Warga, Semen Indonesia Ditargetkan Beroperasi April

Diprotes beberapa warga, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M Soemarno memastikan pabrik tersebut mulai beroperasi pada April 2017.
Sejumlah petani Pegunung Kendeng bersiap-siap untuk memasung kakinya dengan semen saat menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (15/3). Dalam aksi tersebut mereka meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk menghentikan izin lingkungan Pembangunan dan Pertambangan Pabrik PT Semen Indonesia yang diterbitkan kembali oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 23 Februari 2017. (Foto: Ant/Atika Fauziyyah)

Rembang, (Tagar 17/3/2017) - Di tengah aksi protes beberapa warga terhadap pembangunan Pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M Soemarno memastikan pabrik tersebut mulai beroperasi pada April 2017. Waktu tepatnya peresmian belum ditentukan, namun Rini optimis peresmian dilaksanakan pada April 2017.

Meski perizinan terkait pabrik Semen Indonesia di Rembang belum selesai semuanya, tinggal KLHS (kajian lingkungan hidup strategis). Namun peresmian pabrik tersebut tentu harus menunggu semua perizinan rampung yang ditargetkan April.

Yang jelas, kata dia, keberadaan pabrik terutama dari BUMN harus bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, di samping keuntungan bagi negara.

"Pabrik ini tidak bisa beroperasi tanpa dukungan masyarakat. Kepentingan masyarakat adalah kepentingan kita, kepentingan kita adalah kepentingan masyarakat," katanya.

Kedatangan Rini didampingi Direktur Utama PT Semen Indonesia Rizkan Chandra dan dua dirut BUMN lain yakni Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, dan DirBisnisut BNI Achmad Baiquni.

Bersama rombongan, Menteri Rini langsung bertemu dan berdialog dengan tokoh dan perwakilan masyarakat di sekitar lingkungan pabrik semen yang sudah menunggu kedatangannya.

"Kami akan laporkan hasil kunjungan saya ini pada Presiden dan usulkan untuk bagaimana mengoperasikan ini (Pabrik Semen Indonesia di Rembang, red.)," katanya.

Maka dari itu, ia menyampaikan bagi sekitar lima persen warga yang menolak keberadaan pabrik semen tetap harus dirangkul dan dicarikan solusi terbaiknya.

"Bagi sekitar lima persen warga yang kurang mendukung akan tetap kami carikan solusi untuk aktivitas mereka," kata Rini.

Setidaknya ada lima desa yang termasuk ring satu pabrik Semen Indonesia di Rembang, yakni Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Pasucen, Desa Kadiwono, dan Desa Timbrangan.

Mayoritas masyarakat di kelima desa itu mendukung dan meminta pabrik semen segera beroperasi seiring izin lingkungan baru yang sudah diterbitkan meski masih ada beberapa warga yang menolak. (rif/ant)

Berita terkait