Ditengah Covid-19, Ekonomi Sumut Tumbuh 1,7 Persen

Perekonomian di Sumatera Utara triwulan II tahun 2020 ini diprediksi akan mencapai angka persensentasi tumbuh sekira 1,3 sampai 1,7 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat.(Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Perekonomian di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) triwulan II tahun 2020 ini diprediksi akan mencapai angka persensentasi tumbuh sekira 1,3 sampai 1,7 persen. Hal tersebut didampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat, kepada awak media di kantornya, Jalan Balai Kota, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Jumat 5 Juni 2020.

"Perlambatan ekonomi terjadi pada kinerja permintaan eksternal dan domestik sebagai imbas dari merebaknya Covid-19 secara cepat dan meluas," ungkap Wiwiek dalam kegiatan bincang-bincang dengan awak media.

Penurunan permintaan global dan domestik akibat lockdown dan social distancing beberapa daerah bahkan negara, diperkirakan menurunkan kinerja industri pengolahan.

Adapun faktor lain yang menjadi alasan perlambatan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera ini terjadi di Konsumsi Rumah Tangga. Pembatasan aktivitas sebagai upaya pencegahan dan penyebaran Covid-19, serta Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), terutama pada pekerja yang bergerak di sektor pariwisata, jasa dan perdagangan. Kemudian di sektor investasi.

“Karena Covid-19 ini, rencana investasi pelaku usaha juga diperkirakan akan tertahan serta membuat terhambatnya proses pengadaan maupun pembangunan akibat imbaun work from home dan social distancing," akunya.

Wiwiek juga memaparkan, meluasnya Covid-19 berdampak pada melambatnya beberapa Lapangan Usaha (LU) terutama LU Perdagangan, LU Industri Pengolahan dan LU Konstruksi. Pembatasan sosial serta imbauan untuk tidak keluar rumah akan menurunkan aktivitas perdagangan ritel dan sektor pariwisata.

"Itu juga akan memperlambat progres pembangunan yang tercermin dari perlambatan LU Konstruksi. Penurunan permintaan global dan domestik akibat lockdown dan social distancing beberapa daerah bahkan negara, diperkirakan menurunkan kinerja industri pengolahan. Covid-19 ini telah membuat melemahnya daya beli masyarakat, seiring dengan banyaknya pelaku usaha yang melakukan PHK dan merumahkan pegawainya," ucapnya.

Kondisi ekonomi di Indonesia bahkan di Sumatera Utara memang jauh berbeda dengan triwulan satu. Kalau di Sumatera Utara mencapai 4,96 persen.

"Iya, triwulan satu ekonomi kita baik, tumbuh 4,96, triwulan dua ini, kita mengadapi tantangan besar, kemungkinan tumbuh sekira 1,7 persen, karena banyak penurunan disemua sektor, pertanian pengolaan perdagangan besar dan ecera,"ujarnya.

"Bahkan sampai dengan dunia industri. Selain itu, jumlah permintaan atau demand mengalami penurunan juga melalui konsumsi. Kemudian, Impor kita juga mengalami penurunan, karena tidak ada kegiatan Impor bahan baku, industri tidak bisa bergerak secara normal. Selain itu, sektor perkereditan juga turun," sambung dia. []

Berita terkait
Strategi Jokowi di Antara Tantangan Kesehatan dan Ekonomi
Indonesia butuh pikiran-pikiran cerdik untuk memandang jauh ke depan. Strategi Jokowi di tengah pandemi, di antara tantangan kesehatan dan ekonomi.
Bagaimana Bank Indonesia Mencegah Resesi Ekonomi
Sejak mewabahnya pandemi Covid-19, Bank Indonesia tlah mengambil beberapa langkah guna mencegah resesi ekonomi di Indonesia.
Wali Kota Serang: New Normal Pulihkan Ekonomi Daerah
Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan Pemkot Serang melihat konsep New Normal sebagai upaya pemulihan ekonomi daerah.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara