Disney + vs Netflix, Siapa yang Merajai Bisnis TV Streaming?

Walt Disney Company melalui unit bisnis Disney + dan Netflix terus berusaha saling salip untuk bisa menjadi raja di layanan TV streaming.
Ilustrasi Disney +. Walt Disney Company melalui unit bisnis Disney + dan Netflix terus berusaha saling salip untuk bisa menjadi raja di layanan tv streaming. (Foto: Tagar/Business Insider/Ilustrsi Disney +).

Jakarta - Walt Disney Company melalui unit bisnis Disney + dan Netflix terus berusaha saling salip untuk bisa menjadi raja di layanan tv streaming. Lantas siapa yang akan menjadi pemenang?

Disney yang merupakan perusahaan konglomerasi taman hiburan dan media terbesar di dunia ini berobsesi untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis layanan streaming Disney +. Perusahaan pun memutuskan untuk merestrukturisasi bisnis hiburan dan medianya.

Meski terbilang baru, Disney + cepat menarik hati pelanggan. Sejak diluncurkan pada November 2019, pelanggan Disney + sudah mencapai lebih dari 100 juta. Bandingkan dengan Netflix Netflix, baru meraih 193 juta setelah membangun basis pelanggan itu selama 13 tahun sejak layanan streaming pertama kali diperkenalkan. Saat ini, layanan streaming Disney + telah menyasar ke Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan sebagian besar Eropa, dan juga Indonesia.

Forbes pernah menulis  soal persaingan Disney + dengan Netflix dalam merebut pasar TV streaming. Tulisan ini dirilis belum lama setelah Disney + baru di-launching.

Saat itu Forbes menulis bahwa persaingan sengit di layanan TV streaming bakal terjadi. Sejauh ini Netflix tidak terganggu dengan kehadiran Disney +. Namun yang akan datang, mungkin akan menjdi masa-masa sulit bagi Netflix.

Netflix melaporkan hasil kuartalan pertamanya sejak Disney dan Apple memulai debut layanan streaming mereka pada November. Saat itu berkembang spekulasi Disney + sulit untuk dapat merebut basis pelanggan Netflix. Antara Oktober dan Desember, Netflix menambah hampir sembilan juta pelanggan global dengan total 167 juta.

Dari jumlah tersebut, pelanggan di AS hanya bertambah 500.000. Keuntungan terbesar Netflix di Amerika Latin dan Asia, masing-masing bertambah 2 juta dan 1,7 pelanggan. Saat itu, perusahaan memprekirakan akan ada penambahan 7 juta pelanggan baru pada kuartal pertama 2020, turun dari periode sama tahun lalu yang mencapai 9,6 juta pelanggan.

Ilustrasi NetflixIlustrasi Neflix. (Foto: Tagar/Shutterstock/techradar.com/Netflix).

Meskipun Disney belum memakan basis pelanggan Netflix, kondisi itu bisa berbalik. Disney + mendapat 10 juta pendaftaran pelanggan baru yang mengejutkan dalam 24 jam pertama di pasar, dan itu tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Menurut firma intelijen pasar Sensor Tower, Disney + telah diunduh 41 juta kali di App Store dan Google Play. Disney + menawarkan harga paket US$ 6,99 per bulan, lebih murah dari Netflix yang sebesar US$ 8,99 per bulan (untuk pelanggan yang tidak mendapatkannya secara gratis dalam bundel Verizon).

Pada wawancara video dengan investor, CEO Netflix, Reed Hastings mengakui bahwa Disney + memiliki konten yang membuat iri. "Ini bisa mempengaruhi pelanggan kami. Namun kami optimistis,sebagian besar pertumbuhan di masa depan berasal dari TV linier," ucapnya.

Nah, jadi siapa yang akan merajain bisnis layanan TV streaming ke depan? 

Berita terkait
Film Mulan Tayang di Indonesia Via Platform Disney+
Film Mulan versi live action akhirnya dirilis di Indonesia lewat platform pemutar sinema digital Disney+ pada Sabtu, 5 September 2020.
Netflix Tuai Kontroversi Lewat Film Tentang Muslim Uighur
Netflix kembali menuai kontroversi dengan rencananya untuk mengadaptasi trilogi buku fiksi ilmiah China mengenai muslim Uighur.
Pelanggan Telkomsel Kini Bisa Nikmati Disney+Hotstar
Pelanggan Telkomsel mulai 5 September 2020 sudah bisa menikmati layanan berupa hiburan Disney+Hotstar.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.